Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Peneliti Melacak Kehidupan Purba di Mars dengan Formalin

Temuan mereka yang dipublikasikan di Scientific Reports (9/2/2024) menawarkan wawasan menarik tentang kemungkinan Mars menyimpan kehidupan di masa lalu.

Diketahui, saat ini Mars memiliki lingkungan keras yang ditandai dengan kekeringan dan suhu dingin yang ekstrem.

Namun, bukti geologis mengisyaratkan masa lalu yang lebih "ramah".

Mars mungkin memiliki air di masa lalu

Mars saat ini kering dan dingin. Namun di masa lalu, Planet Merah ini kemungkinan memiliki siklus air yang aktif, yang dibuktikan dengan tanda geomorfologi dan geokimia seperti jaringan lembah.

Deteksi phyllosilikat di medan Noachian juga mendukung keberadaan air dalam bentuk cair yang tersebar luas di Mars purba.

Bukti geologis menunjukkan bahwa Mars memiliki iklim yang lebih ramah sekitar 3,8 miliar tahun yang lalu, mungkin dengan air dalam bentuk cair, karena efek pemanasan gas seperti hidrogen.

Keberadaan air sendiri dianggap sebagai syarat terpenting adanya kehidupan, selain senyawa organik yang bisa menjadi bahan penyusun ribonucleic acid (RNA).

Penelitian terbaru yang dilakukan oleh para ilmuwan dari Universitas Tohoku menunjukkan bahwa bahan organik yang ditemukan di Mars mungkin berasal dari formaldehida yang ada di atmosfer.

Penelitian yang dipublikasikan di Scientific Reports ini mengeksplorasi kondisi atmosfer awal Mars untuk menentukan apakah kondisi tersebut dapat mendukung pembentukan biomolekul, unsur yang sangat penting bagi kehidupan.

Para peneliti menggunakan pemodelan komputer canggih untuk mensimulasikan komposisi atmosfer awal Mars, yang dihipotesiskan kaya akan karbon dioksida, hidrogen, dan karbon monoksida.

Temuan mereka menunjukkan bahwa atmosfer seperti itu dapat terus memproduksi formaldehida, prekursor utama untuk biomolekul penting seperti asam amino dan gula.

Penemuan ini membuka kemungkinan bahwa bahan organik yang ditemukan di permukaan Mars mungkin berasal dari atmosfer, terutama pada masa-masa geologi paling awal di Mars.

Formaldehida dan jejak kehidupan purba

Dikutip dari IFL Science, Kamis (29/2/2024), formaldehida (H2CO) atau formalin, di Bumi lebih dikenal sebagai bahan kimia yang digunakan untuk mengawetkan spesimen mati atau mayat.

Dengan memperhitungkan efek dari sinar Matahari, tim peneliti memperkirakan atmosfer Mars akan menghasilkan formaldehida, yang kemudian akan turun sebagai hujan, termasuk masuk ke lautan.

Lautan akan mengalami penguapan yang kemudian turun sebagai salju.

Menurut gagasan studi, setelah diserap oleh lautan Mars purba, molekul ini akan mengalami reaksi dengan amonia dan molekul sederhana lainnya untuk membentuk asam amino, gula, dan molekul lain yang dianggap sebagai "bio-penting", termasuk ribosa, unsur pembentukan RNA.

"Penelitian kami memberikan wawasan penting tentang proses kimiawi yang mungkin terjadi di Mars purba, memberikan petunjuk berharga tentang kemungkinan adanya kehidupan masa lalu di planet ini," kata Koyama dalam sebuah pernyataan.

Seberapa banyak formaldehida yang terbentuk tergantung pada rasio gas di atmosfer, tetapi kemungkinan besar jumlahnya cukup besar.

Teori ini sangat bagus, tapi yang lebih penting adalah mencari tahu apakah hal ini benar-benar terjadi.

Dengan data puluhan tahun dari pendarat dan penjelajah Mars, tim berencana untuk mencari rasio isotop karbon dalam molekul organik yang masih hidup.

Hal ini dapat mengindikasikan kemungkinan molekul-molekul tersebut terbentuk melalui rute ini, bukan melalui jalur non-atmosfer.

https://www.kompas.com/tren/read/2024/03/02/100000865/peneliti-melacak-kehidupan-purba-di-mars-dengan-formalin

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke