Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Krisis Populasi di Jepang Masuk Level Kritis, Angka Kelahiran Terendah dalam 90 Tahun

Kompas.com - 29/02/2024, 20:30 WIB
Laksmi Pradipta Amaranggana,
Mahardini Nur Afifah

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pemerintah Jepang mengumumkan bahwa negara tersebut telah mengalami angka kelahiran terendah dalam 90 tahun terakhir. Kondisi ini membuat Negeri Sakura memasuki level kritis dalam krisis penduduk. 

Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Jepang mengungkapkan, jumlah bayi yang lahir di Jepang mengalami penurunan sepanjang delapan tahun terakhir, rekor terendah terjadi pada 2023.

Sebanyak 758.631 bayi di Jepang lahir pada 2023. Angka tersebut mengalami penurunan sebesar 5,1 persen dari 2022.

Di sisi lain, angka pernikahan Jepang pada 2024 hanya sebesar 489.281, atau turun 5,9 persen dari tahun sebelumnya.

Kepala Sekretaris Kabinet Yoshimasa Hayashi menyebutkan, pemerintah segera mengambil langkah konkret untuk mengantisipasi krisis populasi di Jepang.

Pemerintah Jepang akan meluncurkan berbagai program seperti memperluas layanan penitipan anak dan mendorong kenaikan upah bagi pekerja muda.

“Penurunan angka kelahiran di Jepang memasuki situasi kritis,” kata Hayashi, dikutip dari Reuters, Selasa (27/2/2024).

Hayashi juga menuturkan, hingga 2030 mendatang, jumlah generasi muda di Jepang diproyeksi menurun dengan cepat.

Oleh karena itu, pihaknya menyebut pemerintah hanya punya waktu sekitar enam tahun untuk mengakhiri tren enggan menikah dan tidak punya anak di kalangan usia produktif Jepang.

Menurut Institut Nasional Penelitian Kependudukan dan Jaminan Sosial Jepang, pada tahun 2070, diperkirakan 4 dari 10 orang Jepang adalah penduduk berusia 65 tahun atau lebih.

Populasi di Jepang kemungkinan akan menurun sekitar 30 persen menjadi 87 juta pada tahun 2070.

Baca juga: Alasan Suara Kamera Ponsel di Jepang Tidak Bisa Dimatikan


Baca juga: Kisah WNI yang Anaknya Dapat Makan Siang Gratis di Jepang: Dipantau Ahli Gizi dan Bisa Pilih Makanan Halal

Alasan orang berusia produktif di Jepang enggan menikah dan punya anak

Dilansir dari The Guardian, survei menunjukkan bahwa banyak generasi muda Jepang menolak untuk menikah dan punya anak karena faktor yang kompleks.

Banyak di antara merasa putus asa dengan prospek pekerjaan yang suram, laju kenaikan biaya hidup yang tidak sebanding dengan kenaikan gaji, sampai tuntutan kerja yang tidak ideal bagi orangtua bekerja untuk membesarkan anak.

Selain itu, belakangan berkembang kultur yang acapkali menganggap bayi menangis dan anak-anak yang bermain di luar sebagai gangguan.

Orangtua yang usianya masih relatif muda juga banyak yang mengaku, mereka merasa sering terisolasi setelah menikah dan punya anak.

Halaman:

Terkini Lainnya

El Nino Berpotensi Digantikan La Nina, Apa Dampaknya bagi Indonesia?

El Nino Berpotensi Digantikan La Nina, Apa Dampaknya bagi Indonesia?

Tren
Analisis Gempa M 6,5 di Garut, BMKG: Bukan Megathrust

Analisis Gempa M 6,5 di Garut, BMKG: Bukan Megathrust

Tren
Jarang Diketahui, Ini 5 Jenis Makanan yang Sebaiknya Tak Dikonsumsi Bersama dengan Kafein

Jarang Diketahui, Ini 5 Jenis Makanan yang Sebaiknya Tak Dikonsumsi Bersama dengan Kafein

Tren
7 Tanda Terlalu Lama Berlari dan Bisa Membahayakan Tubuh, Apa Saja?

7 Tanda Terlalu Lama Berlari dan Bisa Membahayakan Tubuh, Apa Saja?

Tren
Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 28-29 April 2024

Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 28-29 April 2024

Tren
[POPULER TREN] Tanda Tubuh Kelebihan Gula | Kekuatan Timnas Uzbekistan

[POPULER TREN] Tanda Tubuh Kelebihan Gula | Kekuatan Timnas Uzbekistan

Tren
7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

Tren
Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Tren
Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Tren
Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Tren
Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Tren
10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

Tren
Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal 'Grammar'

Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal "Grammar"

Tren
Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Tren
Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com