Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakai Topi Terbalik Disebut Efektif Mencegah Serangan Harimau, Ini Penjelasan Pakar

Kompas.com - 28/02/2024, 17:15 WIB
Aditya Priyatna Darmawan,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pengelola Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TN BBS) bersama pemerintah daerah (pemda) setempat mengeluarkan surat imbauan agar warga sekitar memakai topi terbalik dengan lidah topi menghadap ke belakang untuk mengantisipasi serangan harimau.

Dikutip dari Kompas.id, Selasa (27/2/2024), surat imbauan itu dikeluarkan lantaran diketahui adanya keberadaan harimau di Kecamatan Bandar Negeri Suoh dan Suoh, Lampung Barat, Lampung.

Adapun surat yang dibuat pada Kamis (22/2/2024) itu ditandatangani oleh sejumlah pihak, seperti Camat Bandar Negeri Suoh dan Suoh, Kepala Resor Suoh Balai Besar TN BBS, Kapolsek Bandar Negeri Suoh dan Suoh, Koramil Batu Brak, serta Kepala Wes WWF.

“Jika bertemu dengan harimau jangan membelakangi dan jika memungkinkan memakai topi terbalik (topi menghadap ke belakang),” bunyi keterangan dalam surat tersebut.

Baca juga: Kronologi dan Dugaan Penyebab Harimau Berkeliaran di Jalanan Lampung

Alasan memakai topi terbalik

Bagian Humas Balai Besar TN BBS Decis Maroba mengungkapkan, warga diimbau memakai topi terbalik tersebut sebagai salah satu upaya pencegahan agar tidak diserang oleh harimau sumatera.

”Karena secara insting alami harimau sumatera selalu menerkam mangsanya dari belakang atau bagian tengkuk leher,” ucap Decis.

“Dengan pakai topi terbalik, harimau sumatera menyangka kita sedang berhadapan dengannya,” lanjutnya.

Ia menyebut, cara tersebut sebenarnya merupakan modifikasi. Sebelumnya, cara populer yang berkembang di masyarakat untuk mencegah serangan harimau adalah dengan memakai topeng pada bagian kepala belakang.

Namun, kebanyakan masyarakat atau petani hanya memakai topi. Dari situ, masyarakat diimbau menggunakan topi terbalik sebagai pengganti topeng wajah yang dipasang pada bagian kepala belakang.

Baca juga: Ramai Jadi Perbincangan, Mengapa Raja Hutan Itu Singa dan Bukan Harimau?

Perilaku harimau saat menyerang manusia

Dosen kedokteran hewan Universitas Gadjah Mada (UGM) Slamet Raharjo membenarkan bahwa penggunaan topi terbalik menghadap ke belakang menjadi salah satu antisipasi serangan harimau.

Harimau mempunyai behavior (perilaku) menyerang dari belakang dan langsung menerkam leher,” ujar Slamet saat dihubungi Kompas.com, Rabu (28/2/2024).

Ia mengungkapkan, ada kepercayaan di masyarakat India bahwa cara menghindari atau mencegah serangan harimau liar adalah dengan memasang topeng wajah manusia di posisi belakang kepala atau menghadap ke belakang.

Menurutnya, penggunaan topeng di masyarakat India terbukti cukup signifikan menurunkan kasus serangan harimau pada manusia.

“Ketika ada topeng menghadap ke belakang, harimau mengira orang dapat melihat posisinya, sehingga harimau tidak berani menyerang atau menyergap,” kata dia.

“Tips ini banyak ditemukan pada literatur atau buku-buku konservasi satwa liar,” lanjutnya.

Halaman Berikutnya
Halaman:

Terkini Lainnya

Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Tren
10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

Tren
Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal 'Grammar'

Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal "Grammar"

Tren
Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Tren
Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Tren
Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Tren
Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Tren
Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Tren
Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Tren
Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Tren
BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

Tren
Muncul Kabar Dita Karang dan Member SNSD Ditahan di Bali, Ini Penjelasan Imigrasi

Muncul Kabar Dita Karang dan Member SNSD Ditahan di Bali, Ini Penjelasan Imigrasi

Tren
10 Mata Uang Terkuat di Dunia 2024, Dollar AS Peringkat Terakhir

10 Mata Uang Terkuat di Dunia 2024, Dollar AS Peringkat Terakhir

Tren
Cara Ubah File PDF ke JPG, Bisa Online atau Pakai Aplikasi

Cara Ubah File PDF ke JPG, Bisa Online atau Pakai Aplikasi

Tren
Mengenal Penyakit Infeksi Arbovirus, Berikut Penyebab dan Gejalanya

Mengenal Penyakit Infeksi Arbovirus, Berikut Penyebab dan Gejalanya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com