Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Amankah Minum Obat Penunda Haid Selama Bulan Ramadhan? Ini Kata Dokter

Kompas.com - 22/02/2024, 07:00 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Ahmad Naufal Dzulfaroh

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Obat penunda haid umumnya dikonsumsi perempuan saat ingin menunaikan ibadah haji. Namun, beberapa orang juga meminumnya saat Ramadhan.

Hal tersebut diungkapkan seorang warganet melalui akun media sosial X @tanyakanrl, Minggu (18/2/2024).

Dalam unggahannya, ia meminta rekomendasi obat haid agar bisa menjalani ibadah puasa selama satu bulan penuh pada bulan Ramadhan.

"Guys karena sender ingin puasa dan ibadah full buat ramadhan bulan depan, rekomendasiin sender obat penunda haid dong yang bagus merek apa. AFFILIATE MINGGIR YA!!" tulisnya.

Unggahan itu menuai beragam komentar. Banyak warganet yang menyoroti dampak obat penunda haid jika dikonsumsi dalam waktu lama atau sebulan selama Ramadhan.

Lantas, apakah obat penunda haid aman dikonsumsi perempuan dalam waktu sebulan?

Baca juga: Ramai soal Pil KB untuk Melancarkan Siklus Haid pada Remaja, Ini Penjelasan Dokter


Efek obat penunda haid

Dokter spesialis obgyn di RSIA Anugerah Semarang, Irwin Lamtota Lumbanraja mengatakan, obat penunda haid merupakan obat untuk mengontrol hormon yang berhubungan dengan aktivitas dalam rahim.

Obat ini terbagi menjadi dua jenis, yakni obat kombinasi estrogen dan progesteron, serta obat progesterone tunggal.

Cara kerja, menekan hormon agar tidak terjadi peluruhan dinding rahim atau yang dikenal dengan istilah haid.

Namun, Irwin mengingatkan, obat penunda haid hanya dapat digunakan oleh perempuan dengan kondisi tubuh tertentu.

"Obat penunda haid ini aman bila tidak ada kontraindikasi seperti hipertensi, riwayat keganasan pada payudara, migran, riwayat pengentalan darah, dan sebagainya," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Rabu (21/2/2024).

Baca juga: Hasil Test Pack Positif tapi Haid Lancar, Apa Penyebabnya?

Karena itu, dia mengimbau perempuan yang menggunakan obat penunda haid sebaiknya berkonsultasi ke dokter kandungan. Ini dilakukan untuk memastikan obat tidak berbahaya bagi tubuh.

Nantinya, dokter spesialis kandungan akan memberi tahu cara, dosis, dan aturan penggunaan obat yang benar. Selain itu, kondisi tubuh perempuan setelah memakai obat tersebut juga lebih mudah diawasi dokter.

"Obat penunda haid ini aman bila dikonsumsi sesuai dosis dan aturan," tegas Irwin.

Namun, penggunaan obat penunda haid yang berlebihan dapat menimbulkan efek samping bagi perempuan.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com