Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjelasan BMKG soal Musim Hujan Masih Berlangsung hingga April 2024

Kompas.com - 07/02/2024, 21:00 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan, musim hujan di Indonesia masih akan berlangsung hingga April 2024.

Hal tersebut diungkapkan Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam wawancaranya bersama Kompas TV, Kamis (1/2/2024).

Meski musim hujan berpotensi terjadi hingga April 2024, Dwikorita menyebutkan, puncak musim hujan akan terjadi hingga akhir Februari 2024.

"Kalau musim hujannya diprediksi hingga bulan April. Namun, puncak musim hujan di sebagian wilayah Indonesia dimulai akhir Januari hingga akhir Februari 2024," kata Dwikorita.

Baca juga: Warganet Sebut Hujan Sering Terjadi pada Malam Hari, BMKG Beri Penjelasan

Penyebab musim hujan Indonesia

Dwikorita menjelaskan, puncak musim hujan pada Februari 2024 diperkirakan terjadi di hampir sebagian besar wilayah Indonesia, mulai dari Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi.

Ia menjelaskan, datangnya musim hujan secara umum dipengaruhi oleh aktivitas angin atau Monsun Asia yang masih aktif dan berpengaruh terhadap peningkatan massa udara basah di Indonesia.

Adapun, Monsun Asia Monsun adalah angin yang bertiup pada Oktober-April di Indonesia saat Matahari berada di belahan Bumi Selatan.

Dwikorita juga menjelaskan, musim hujan terjadi karena aktifnya gelombang Rossby dan Kelvin di sekitar wilayah indonesia bagian tengah.

"Serta terbentuknya pola belokan dan pertemuan angin yang memanjang di selatan ekuator sebagai dampak dari penguatan Monsun Asia," jelas Dwikorita.

Baca juga: Kapan Puncak Musim Hujan 2024? Ini Prakiraan BMKG

Potensi hujan berintensitas ringan hingga lebat

Lebih lanjut, Dwikorita menjelaskan, wilayah Indonesia berpotensi dilanda hujan dengan intensitas ringan hingga lebat.

Hal tersebut disebabkan oleh konfigurasi dinamika atmosfer yang terjadi di suatu wilayah, seperti faktor yang menyebabkan terjadinya musim hujan di Indonesia.

"Apabila suatu wilayah itu tepat berada di zona pengaruh yang tertinggi di aktivitas Monsun atau gelombang ekuator atau belokan angin, maka terbentuknya awan-awan hujan paling intensif atau makin intensif dan di situlah akan terjadi hujan lebat," jelas Dwikorita.

Halaman:

Terkini Lainnya

Cerita Dante Lauretta yang Dibayar NASA Rp 16,2 Triliun untuk Cegah Asteroid Tabrak Bumi

Cerita Dante Lauretta yang Dibayar NASA Rp 16,2 Triliun untuk Cegah Asteroid Tabrak Bumi

Tren
Profil Calvin Verdonk dan Jens Raven, Calon Penggawa Timnas yang Jalani Proses Naturalisasi

Profil Calvin Verdonk dan Jens Raven, Calon Penggawa Timnas yang Jalani Proses Naturalisasi

Tren
Bisakah Suplemen Kesehatan Mencegah Kantuk Layaknya Kopi?

Bisakah Suplemen Kesehatan Mencegah Kantuk Layaknya Kopi?

Tren
Kasus Sangat Langka, Mata Seorang Wanita Alami Kebutaan Mendadak akibat Kanker Paru-paru

Kasus Sangat Langka, Mata Seorang Wanita Alami Kebutaan Mendadak akibat Kanker Paru-paru

Tren
Cara Buat Kartu Nikah Digital 2024 untuk Pengantin Lama dan Baru

Cara Buat Kartu Nikah Digital 2024 untuk Pengantin Lama dan Baru

Tren
Saat Warganet Soroti Kekayaan Dirjen Bea Cukai yang Mencapai Rp 51,8 Miliar...

Saat Warganet Soroti Kekayaan Dirjen Bea Cukai yang Mencapai Rp 51,8 Miliar...

Tren
Sejarah Tanggal 2 Mei Ditetapkan sebagai Hari Pendidikan Nasional

Sejarah Tanggal 2 Mei Ditetapkan sebagai Hari Pendidikan Nasional

Tren
7 Instansi yang Sudah Membuka Formasi untuk CASN 2024

7 Instansi yang Sudah Membuka Formasi untuk CASN 2024

Tren
BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 2-3 Mei 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 2-3 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Daerah yang Merasakan Gempa Bandung M 4,2 | Madinah Banjir Setelah Hujan Turun 24 Jam

[POPULER TREN] Daerah yang Merasakan Gempa Bandung M 4,2 | Madinah Banjir Setelah Hujan Turun 24 Jam

Tren
Batal Menggagas Benaromologi

Batal Menggagas Benaromologi

Tren
Bukan Pluto, Ilmuwan Temukan Bukti Baru Adanya Planet Kesembilan dalam Tata Surya

Bukan Pluto, Ilmuwan Temukan Bukti Baru Adanya Planet Kesembilan dalam Tata Surya

Tren
Disebut Hewan Pemalas, Berikut Beberapa Fakta Unik tentang Kungkang atau Sloth

Disebut Hewan Pemalas, Berikut Beberapa Fakta Unik tentang Kungkang atau Sloth

Tren
Ramai soal Aturan Warung Madura Buka 24 Jam, Ini Penjelasan Menkop-UKM

Ramai soal Aturan Warung Madura Buka 24 Jam, Ini Penjelasan Menkop-UKM

Tren
Ramai soal Mahasiswi Undip Penerima KIP Kuliah Bergaya Hidup Mewah, Mundur Usai Diungkap Warganet

Ramai soal Mahasiswi Undip Penerima KIP Kuliah Bergaya Hidup Mewah, Mundur Usai Diungkap Warganet

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com