Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu Stunting dan Bagaimana Cara Mencegahnya?

Kompas.com - 21/01/2024, 14:00 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Stunting termasuk salah satu kondisi kesehatan serius yang dialami oleh anak-anak Indonesia.

Dikutip dari situs Kemendikbud, sebanyak 6,3 juta anak Indonesia mengalami stunting berdasarkan data statistik Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) 2020.

Disebutkan dalam statistik PBB 2020 mencatat, lebih dari 149 juta (22 persen) balita di seluruh dunia mengalami stunting, dimana 6,3 juta merupakan anak usia dini atau balita stunting adalah balita Indonesia.

Menurut United Nations Children's Fund (Unicef), organisasi PBB yang mengurusi anak-anak, stunting disebabkan anak kekurangan gizi dalam dua tahun usianya, ibu kekurangan nutrisi saat kehamilan, dan sanitasi yang buruk.

Lalu, apa itu stunting dan bagaimana cara mencegahnya?

Baca juga: Ketahui Menu Mencegah Stunting untuk Ibu Hamil, Bayi, dan Anak


Apa itu stunting?

Stunting merupakan kondisi kurang gizi kronis yang dialami anak-anak karena mereka kurang mendapatkan asupan gizi dalam waktu lama. 

Dilansir dari situs Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), anak yang menderita stunting terlihat dari tinggi dan berat badannya yang lebih rendah dibandingkan anak seusianya.

Kondisi ini terjadi akibat anak mengalami kekurangan gizi, kesehatan dan gizi ibunya buruk, sakit, atau tidak mendapatkan makanan dan perawatan yang tepat di awal tumbuh kembangnya.

Stunting menyebabkan anak tidak dapat mencapai potensi fisik dan kognitif sesuai usianya. Mereka kekurangan vitamin dan mineral yang penting untuk menjalankan fungsi tubuh.

Penyebab stunting

Stunting terjadi sejak bayi dalam kandungan hingga periode awal kehidupan anak atau 1.000 hari setelah kelahirannya.

Dikutip dari situs Dinas Kesehatan Kota Palu, berikut beberapa penyebab stunting pada anak:

  • Gizi buruk yang dialami ibu hamil dan anak balita
  • Kurang pengetahuan ibu mengenai gizi sebelum hamil, saat hamil, dan setelah melahirkan
  • Terbatasnya akses pelayanan kesehatan, termasuk layanan kehamilan dan setelah melahirkan
  • Kurang akses air bersih dan sanitasi
  • Kurang akses makanan bergizi karena ketidakmampuan biaya. 

Gejala stunting

Anak yang mengalami stunting akan memperlihatkan beberapa gejala, antara lain yakni:

  • Tubuh pendek di bawah rata-rata
  • Pertumbuhan gigi terlambat
  • Kemampuan fokus dan mengingat pelajaran buruk
  • Pubertas terlambat
  • Anak lebih pendiam dan tidak banyak melakukan kontak mata dengan orang di sekitarnya

Stunting dapat dideteksi melalui pengukuran tinggi dan berat badannya sesuai dengan standar baku dari WHO.

Baca juga: Awas Stunting! Kenali Ciri-ciri dan Cara Mengukurnya pada Anak

Halaman:

Terkini Lainnya

Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik Warga, Begini Solusinya

Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik Warga, Begini Solusinya

Tren
Kapan Waktu Terbaik Minum Vitamin?

Kapan Waktu Terbaik Minum Vitamin?

Tren
Daftar Negara yang Mendukung Palestina Jadi Anggota PBB, Ada 9 yang Menolak

Daftar Negara yang Mendukung Palestina Jadi Anggota PBB, Ada 9 yang Menolak

Tren
Mengenal Como 1907, Klub Milik Orang Indonesia yang Sukses Promosi ke Serie A Italia

Mengenal Como 1907, Klub Milik Orang Indonesia yang Sukses Promosi ke Serie A Italia

Tren
Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Tren
Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Tren
Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni 'Atlantis yang Hilang' di Lepas Pantai Australia

Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni "Atlantis yang Hilang" di Lepas Pantai Australia

Tren
4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

Tren
Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Tren
Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Tren
8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

Tren
2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

Tren
Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com