KOMPAS.com - Menyemprotkan parfum di area tubuh tertentu mampu mempertahankan semerbak wanginya hingga tahan lama. Misalnya, menyemprotkannya di tengkuk dan leher.
Bukan rahasia umum jika pakai parfum di leher bisa mempertahankan aromanya menempel lebih lama.
Hal ini karena leher dan tengkuk merupakan area tubuh yang jarang terekspos udara dan Matahari.
Namun, belakangan beredar narasi di media sosial terkait efek samping memakai parfum di leher yang disebut bisa memicu bercak pada kulit dan tahi lalat.
Lantas, benarkah memakai parfum di leher mempunyai efek samping?
Dokter spesialis kesehatan kulit dan kelamin dari Universitas Jenderal Soedirman, Ismiralda Oke Putranti mengatakan, penggunaan parfum secara langsung di kulit mampu menimbulkan reaksi iritasi pada sebagian orang.
"Bisa (menyebabkan alergi), mulai dari bercak merah hingga hitam atau bahkan putih," kata Okke, saat dikonfirmasi Kompas.com, Rabu (3/1/2024).
Okke menjelaskan, hal itu disebabkan karena kandungan alkohol di dalam parfum yang bersifat iritatif bagi sebagian orang.
"Alkohol sifatnya iritatif, jadi semua yang terkena alkohol pasti menjadi relatif kering. Hanya saja kadar alkohol dalam parfum kecil jadi ya tidak terlalu iritatif. Yang bersifat sebagai alergen justru biang parfumnya," jelas Okke.
Selain itu, parfum yang mengandung minyak bergamot dapat menyebabkan reaksi fotoalergi apabila terkena paparan sinar ultraviolet.
Oleh karena itu, Okke menyarankan supaya penggunaan parfum tidak disemprotkan langsung ke kulit.
"Boleh (pakai parfum) tapi jangan langsung ke kulit," kata dia lagi.
Baca juga: Aroma Parfum yang Dinilai Ampuh Usir Nyamuk, Apa Saja?
Menurut Okke, gejala iritasi kulit akibat pemakaian parfum tidak langsung dapat dilihat.
"Jadi gejala baru muncul justru setelah beberapa kali menggunakan parfum tersebut," ungkap Okke.
Hal itu karena zat pada parfum membutuhkan waktu beberapa hari untuk menimbulkan reaksi alergi atau tidak.