Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wilayah yang Berpotensi Diguyur Hujan dan Kekeringan Sepanjang 2024

Kompas.com - 02/01/2024, 15:00 WIB
Alinda Hardiantoro,
Ahmad Naufal Dzulfaroh

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkap potensi curah hujan di seluruh wilayah Indonesia sepanjang 2024.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyampaikan, curah hujan tahunan pada 2024 diprediksikan umumnya berkisar pada kondisi normal.

Namun, terdapat beberapa wilayah yang diprediksikan dapat mengalami hujan tahunan di atas dan di bawah normal hingga kekeringan.

"Meskipun kemarau 2024 diprediksi berlangsung dengan normal, namun terdapat wilayah yang berpotensi mengalami kekeringan karena secara iklim memang memiliki curah hujan yang rendah," ujarnya Dwikorita, dilansir dari laman BMKG.

Lantas, mana saja wilayah yang berpotensi diguyur hujan dan kekeringan sepanjang 2024?

Baca juga: BMKG Ungkap Wilayah yang Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 2-3 Januari 2023

Penyebab curah hujan sepanjang 2024

Dwikorita menjelaskan, potensi curah hujan tahunan sepanjang 2024 disebabkan oleh dinamika atmosfer.

Gangguan iklim dari Samudra Pasifik yaitu ENSO, diperkirakan akan berada pada fase El Nino lemah-moderat di awal 2024.

Hingga akhir 2024, gangguan iklim ini diprediksi berada pada fase netral.

Berdasarkan pantauan BMKG, terdapat peluang kecil untuk berkembang menjadi fenomena La Nina yang menjadi pemicu anomali iklim basah.

Selain itu, fenomena Indian Ocean Dipole (IOD) yang merupakan penyebab gangguan iklim dari Samudra Hindia, juga diprediksikan akan berada pada fase netral dari awal hingga akhir 2024.

Baca juga: Akankah Cuaca Januari 2024 Lebih Panas dari Desember 2023? Berikut Penjelasan BMKG

Potensi curah hujan di wilayah Indonesia pada 2024

Atas dasar itu, BMKG memetakan sejumlah wilayah di Indonesia yang berpotensi mengalami curah hujan di atas dan di bawah normal, serta kekeringan.

Berikut daftarnya:

1. Wilayah yang berpotensi diguyur hujan di atas normal

  • Sebagian kecil Aceh
  • Sumatera Barat bagian selatan
  • Sebagian kecil Riau
  • Sebagian kecil Kalimantan Selatan
  • Sebagian kecil Gorontalo
  • Sebagian kecil Sulawesi Tengah
  • Sulawesi Barat bagian utara
  • Sebagian kecil Sulawesi Selatan
  • Sebagian kecil Papua Barat
  • Papua bagian utara

Baca juga: Sumedang Diguncang 3 Gempa Jelang Pergantian Tahun, BMKG Ungkap Penyebabnya

2. Wilayah yang berpotensi diguyur hujan di bawah normal

  • Banten
  • Sebagian kecil Jawa Barat
  • Sebagian kecil Jawa Tengah
  • Sebagian Yogyakarta
  • Sebagian kecil Jawa Timur
  • Sebagian kecil Nusa Tenggara Timur
  • Papua bagian selatan

3. Wilayah yang berpotensi alami kekeringan

  • Lampung
  • Sebagian Jawa
  • Sebagian Bali
  • Sebagian Nusa Tenggara Barat
  • Sebagian Nusa Tenggara Timur
  • Papua bagian selatan

Baca juga: Ramai soal Tak Ada Badai yang Melintasi Garis Khatulistiwa, Ini Kata BMKG

Imbauan BMKG

Deputi Bidang Klimatologi BMKG Ardhasena Sopaheluwakan merekomendasikan langkah antisipatif terhadap potensi jumlah curah hujan tahunan 2023 bagi wilayah yang melebihi batas normalnya.

Pasalnya, fenomena tersebut dapat memicu bencana hidrometeorologi basah seperti banjir, banjir bandang dan tanah longsor.

Sementara wilayah dengan potensi curah hujan di bawah normal, dapat memicu kekeringan dan dampak lanjutannya lainny seperti kebakaran hutan dan lahan di musim kemarau 2024.

"Terkait penanganan musim kemarau, meskipun kemarau 2024 diprediksi tidak sekering kemarau 2023, maka tetap perlu diwaspadai potensi kebakaran hutan dan lahan di tahun 2024," kata Ardhasena.

"Khususnya pada periode kemarau pertama di bulan Februari 2024 untuk wilayah pesisir Sumatera bagian Timur, maupun periode kemarau periode kedua mulai Mei 2024 untuk wilayah lainnya yang rawan Karhutla," sambungnya.

Bagi wilayah dengan curah hujan di atas nomal, diimbau untuk meningkatkan optimalisasi fungsi infrastruktur sumber daya air pada wilayah yang rentan terhadap banjir, di antaranya:

  • Penyiapan kapasitas pada sistem drainase
  • Sistem peresapan dan tampungan air, agar keandalan operasional waduk, embung, kolam retensi
  • Penyimpanan air buatan lainnya untuk pengelolaan curah hujan tinggi saat musim hujan dan penggunaannya pada musim kemarau

Baca juga: BMKG Sebut Cuaca Panas Disebabkan El Nino, Sampai Kapan Berlangsung?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com