Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kehidupan di Area Terdingin Dunia, Minus 40 Derajat Celsius Dianggap Sore yang Hangat

Kompas.com - 04/12/2023, 08:30 WIB
Diva Lufiana Putri,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Jauh di Siberia, terdapat sebuah kawasan penyandang gelar wilayah terdingin yang dihuni manusia secara permanen di dunia.

Adalah Yakutia atau Republik Sakha, sebuah subyek federal di Rusia dengan suhu musim dingin mencapai minus 40 derajat Celsius.

Normalnya, suhu jauh di bawah 0 sudah cukup untuk membuat orang-orang menderita karena menggigil dan membeku hanya dalam waktu kurang dari lima menit.

Namun, bagi penduduk Yakutia, seperti dilansir The Sun, Kamis (30/11/2023), situasi tersebut dianggap sebagai sore hari yang hangat.

Bahkan, rekor terendah minus 64,4 derajat Celsius yang pernah melingkupi ibu kota kawasan ini, Yakutsk, tak cukup untuk mengusir penduduknya dari sana.

Yakutia mungkin merupakan salah satu tempat paling dingin di muka Bumi. Kendati demikian, ribuan orang masih memilih untuk tinggal di sana dengan mengenakan pakaian dari bulu binatang dan sepatu boot tebal.

Baca juga: Tembus Minus 98 Derajat Celsius, di Mana Letak Area Terdingin di Bumi?


Makanan dan minuman terasa langka karena dingin

Hari-hari biasa bagi penduduk asli Yakutia adalah mengumpulkan kayu di pagi hari dan menyalakan api besar di dalam rumah menggunakan kompor.

Rumah mereka pun sering kali dibangun di atas panggung beton agar tidak merusak kondisi tanah di bawahnya yang membeku karena dingin.

Jika tidak dibentuk panggung, panas dari bangunan tersebut akan mencairkan lapisan es di bawahnya dan membuat struktur rumah yang dibuat tenggelam.

Rumah-rumah penduduk juga dirancang khusus untuk tahan terhadap cuaca sekaligus menahan panas sebanyak mungkin.

Tanpa radiator atau pemanas, rumah-rumah penduduk dihangatkan menggunakan kayu dalam jumlah melimpah selama sembilan bulan yang sangat dingin saat suhu berada di bawah titik beku.

Selain memanaskan dan membuat rumah tetap hangat untuk ditinggali, mencari air minum bersih adalah pekerjaan tersulit di Yakutia.

Hampir semua fasilitas pengolahan air selalu macet karena pipa logam membeku. Akibatnya, air di sini sering kali berasal dari es, yang dipotong dan dicairkan untuk dikonsumsi.

Makanan di Yakutia, termasuk Yakutsk, sama langkanya dengan air dikarenakan penduduk tak punya pilihan mengembangbiakkan tanaman yang tepat.

Sebagian besar makanan bergizi, seperti stroberi atau produk berbahan dasar susu, perlu dipanen selama bulan-bulan di musim panas.

Halaman:

Terkini Lainnya

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

Tren
Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Tren
Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Tren
Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Tren
Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Tren
10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

Tren
Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal 'Grammar'

Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal "Grammar"

Tren
Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Tren
Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Tren
Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Tren
Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Tren
Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Tren
Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Tren
Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Tren
BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com