Pemandangan orang-orang yang menutupi seluruh wajah dengan syal tebal dan penutup telinga pun menjadi hal biasa di kota dan desa di Yakutia.
Sayangnya, upaya pencegahan ini masih tidak membuahkan hasil optimal. Saat mulai melangkah keluar, jenis rambut apa pun yang terlihat akan langsung berubah menjadi es.
Ujung alis dan bulu mata bahkan ditumbuhi es kecil, disertai sensasi perih yang menjalar ke wajah serta jari tangan dan kaki dengan cepat.
Baca juga: Apa Menu Keseharian Penduduk yang Tinggal di Kota Terdingin di Dunia?
Yakutia terletak di lapisan tanah beku yang terdiri dari tanah, kerikil, serta pasir yang disatukan oleh es.
Republik ini populer dengan sejarah aktivitas penambangan dengan ekspor utama berlian dan batu bara.
Dilansir dari Live Science, Sabtu, (20/5/2023), Republik Sakha menyimpan kota terdingin di dunia, Yakutsk, serta desa terdingin di dunia, Oymyakon.
Pada 25 Februari 1891, Yakutsk mencatatkan suhu terdinginnya yang mencapai minus 64,4 derajat Celsius.
Suhu terdingin ini hampir terulang kembali, saat Yakutsk melaporkan minus 62,2 derajat Celsius pada 18 Januari 2023.
Tak kalah dingin, desa Oymyakon bahkan pernah mencatatkan suhu mencapai minus 71,2 derajat Celsius pada 1924.
Meski terkenal terutama karena kondisi cuacanya yang buruk, Yakutia penuh dengan budaya dan warisan yang memesona.
Kawasan ini bangga dengan empat teater utama, museum seni rupa, serta sejarah yang didedikasikan untuk cuaca dingin.
Festival musim panas tahunan, Ysyakh, rutin diadakan pada akhir pekan terakhir bulan Juni saat musim dingin hampir berakhir.
Dirancang untuk merayakan kelahiran kembali alam dan awal tahun baru di Yakutia, festival ini penuh dengan ritual dan upacara khusus, tarian rakyat, balap kuda, musik, makanan, olahraga, serta kompetisi menyenangkan lainnya.
Tempat ini juga memiliki dunia film yang memikat penonton internasional selama beberapa tahun terakhir berkat gaya penggambaran wilayah dan masyarakatnya yang unik.
Mendapat julukan "Sakhawood", industri film tersebut pun dipandang sebagai bagian penting dari masa depan Yakutia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.