KOMPAS.com - Kebakaran hutan dan lahan Gunung Merbabu, Jawa Tengah (Jateng) telah memasuki hari ketiga.
Kasi Wilayah 1 Balai Taman Nasional Gunung Bromo, Chomsatun Rochmaningrum menyampaikan, kebakaran Gunung Merbabu pertama kali diketahui pada Jumat (27/10/2023).
Pada saat itu, kebakaran dilaporkan terjadi di Desa Sokowolu, Kabupaten Semarang, Jateng.
Namun, kobaran api meluas hingga ke puncak Gunung Merbabu akibat embusan angin yang kencang.
"Posko sudah didirikan, kemudian beberapa titik sudah menggerakkan relawan untuk melakukan pemadaman," ujar Chomsatun dikutip dari Antara.
Sementara itu, pantauan Kompas.com, Minggu (29/10/2023), menunjukkan luas lahan Gunung Merbabu yang terbakar mencapai 400 hektare.
Baca juga: Fakta di Balik TPST Bantargebang, Bukan Pertama Kali Kebakaran
Baca juga: Viral, Video Sebut Gunung Api Aktif Muncul di Surabaya, Benarkah?
Berikut fakta kebakaran Gunung Merbabu:
Terbakarnya hutan dan lahan di Gunung Merbabu sejak Jumat membuat aktivitas pendakian dihentikan untuk sementara.
Hal tersebut diumumkan oleh Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Balai Taman Nasional Gunung Merbabu (BTNGMb), Nurpana Sulaksono.
Ia menjelaskan, ada lima jalur yang ditutup, yakni jalur Selo, jalur Suwanting, jalur Wekas, jalur Cunthel, dan jalur Thekelan.
Kelima jalur tersebut ditutup sementara sampai waktu yang belum ditentukan.
Sulaksono juga menyampaikan, upaya pemadaman dan pengecekan di lapangan terus dilakukan.
"Saat ini (jalur pendakian) ditutup semua. Secara resmi (jalur pendakian ditutup), siang ini berdasarkan dari update kejadian pagi sampai siang ini," ujarnya kepada Kompas.com, Sabtu (28/10/2023).
Baca juga: Kebakaran TPST Bantargebang Terjadi di Area Tidak Aktif, Belasan Damkar Diterjunkan
Api yang berkobar di Gunung Merbabu menyebabkan warga kesulitan mendapatkan air bersih.