KOMPAS.com - Nobel Prize (hadiah Nobel) merupakan salah satu penghargaan internasional paling bergengsi.
Dikutip dari laman resminya, Nobel Prize adalah penghargaan internasional yang diselenggarakan oleh Yayasan Nobel di Stockholm, Swedia, dan berdasarkan kekayaan Alfred Nobel, penemu dan pengusaha Swedia.
Nobel Prize didirikan ketika pengusaha Alfred Nobel meninggal dan mewariskan sebagian besar kekayaannya untuk pemberian hadiah di bidang fisika, kimia, fisiologi atau kedokteran, sastra, dan perdamaian.
Baca juga: Profil Narges Mohammadi, Perempuan Pemenang Nobel Perdamaian 2023
Hadiah tersebut harus diberikan kepada mereka yang, pada tahun sebelumnya, telah memberikan kontribusi dan manfaat terbesar bagi umat manusia.
Hadiah Nobel pertama kali diberikan pada tahun 1901 dan sejak itu menjadi salah satu penghargaan paling bergengsi di dunia.
Namun, terlepas dari semua itu, penghargaan ini tidak dapat terlepas dari dugaan skandal dan kontroversi.
Baca juga: Apa Itu Nobel Perdamaian yang Diusullkan Diberikan ke NU-Muhammadiyah?
Dilansir dari laman Encyclopedia Britannica, berikut adalah beberapa skandal kontroversi Nobel Prize:
Pada 2008 Harald zur Hausen menerima hadiah untuk bidang fisiologi atau kedokteran atas penemuannya tentang virus papiloma manusia (HPV) dan kaitannya dengan kanker serviks.
Namun yang menjadi masalah, perusahaan farmasi AstraZeneca yang memproduksi vaksin HPV, termasuk yang mensponsori situs Nobel Prize.
Selain itu, ada dua anggota panel yang memilih zur Hausen memiliki hubungan dengan AstraZeneca. Kondisi tersebut menimbulkan dugaan adanya konflik kepentingan.
Baca juga: Berharap Nobel untuk Sarah Gilbert, Ilmuwan di Balik Vaksin AstraZeneca
Penghargaan Nobel Prize menimbulkan kemarahan Hitler setelah jurnalis Jerman Carl von Ossietzky (seorang kritikus Hitler yang vokal) dianugerahi Nobel perdamaian tahun 1935.
Hitler kemudian melarang semua warga Jerman menerima Hadiah Nobel dan menciptakan Penghargaan Nasional Jerman untuk Seni dan Sains sebagai alternatif.
Akhirnya Richard Kuhn (1938, kimia), Adolf Butenandt (1939, kimia), dan Gerhard Domagk (1939, fisiologi atau kedokteran) terpaksa menolak penghargaan Nobel mereka.
Baca juga: Disebut sebagai Vegetarian, Berikut 5 Fakta Menarik Tentang Adolf Hitler
Meskipun sebagian besar orang menganggap Nobel Prize sebagai suatu kehormatan besar, dua pemenang secara sukarela menolak penghargaan tersebut.