Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warganet Sebut Kulminasi Bikin Suhu Indonesia Sangat Panas, Ini Kata BMKG

Kompas.com - 09/10/2023, 12:00 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Warganet mengaitkan panasnya suhu di berbagai wilayah di Indonesia belakangan ini dengan fenomena kulminasi.

Hal tersebut diperbincangkan warganet melalui media sosial X pada akhir September-awal Oktober 2023.

Akun @fjr_akb menyebutkan bahwa cuaca yang terasa panas disebabkan oleh peristiwa tersebut.

Sementara itu, akun @ndrey_Jak juga mengutarakan hal yang sama. Ia mengatakan, cuaca panas ternyata dipengaruhi oleh kulminasi.

"Pantesan panas banget hari ini... ternyata titik kulminasi matahari," cuit akun tersebut.

Lantas, benarkah kulminasi menyebabkan suhu Indonesia menjadi sangat panas?

Baca juga: Ramai soal Fenomena Dingin di Malam Hari Saat Indonesia Dilanda Suhu Panas, Ini Kata BMKG

Apa itu kulminasi?

Koordinator Bidang Tanda Waktu Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Himawan Widiyanto buka suara soal cuitan warganet yang mengaitkan suhu panas Indonesia dengan kulminasi.

Ia mengatakan, kulminasi adalah peristiwa ketika Matahari berada pada titik tertinggi.

Pada saat deklinasi Matahari sama dengan lintang pengamat, Matahari akan berada tepat di atas kepala.

"Oleh karena itu bayangan benda akan tegak atau menyebabkan benda tidak ada bayangannya," ujar Himawan kepada Kompas.com, Minggu (8/10/2023).

Himawan menjelaskan, kulminasi terjadi di setiap kota, namun waktunya berbeda-beda.

"Untuk kulminasi ke-2, rentang waktunya antara September-Oktober," jelasnya.

Baca juga: Suhu Panas Landa Bekasi Akhir-akhir Ini, BMKG Ungkap Penyebabnya

Benarkah suhu Indonesia semakin panas karena kulminasi?

Himawan menyampaikan, salah satu dampak yang terjadi ketika kulminasi adalah benda menjadi tidak memiliki bayangan.

Selain itu, akan terjadi pula kenaikan suhu, tetapi hal ini tidak signifikan, yaitu sebesar 1 derajat Celcius.

"Hampir seluruh kota atau daerah di Indonesia akan mengalami kulminasi, namun waktunya saja yang berbeda-beda tergantung posisinya," ujar Himawan.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com