Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah AS Dikabarkan Akan "Shutdown", Apa Maksudnya?

Kompas.com - 29/09/2023, 18:01 WIB
Nur Rohmi Aida,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Amerika Serikat (AS) dikabarkan akan melakukan shutdown (penutupan) pada pemerintahannya.

Rencananya, penutupan pemerintahan di AS ini akan dimulai 1 Oktober 2023, dan akan terjadi jika tidak ada titik temu antara anggota Kongres AS terkait Undang-Undang Pendanaan yang akan berakhir September ini.

Shutdown pemerintahan yang akan dilakukan AS ini memicu kekhawatiran karena berpotensi mengganggu berbagai layanan publik, menyebabkan keterlambatan gaji dan menimbulkan kerugian besar pada perekonomian nasional.

Baca juga: Mengenal Secret Service, Pasukan Pengamanan Presiden AS Joe Biden di G20


Baca juga: Keistimewaan The Beast, Mobil Presiden AS Joe Biden yang Dibawa ke G20

Lantas, apa itu penutupan pemerintahan yang akan dilakukan AS?

Apa itu shutdown?

Dikutip dari AP, shutdown pada pemerintahan AS akan terjadi jika Kongres gagal meloloskan sejumlah Undang-Undang pendanaan yang sebelumnya telah ditandatangani presiden.

Sesuai jadwal, seharusnya anggota parlemen mengesahkan pembaruan 12 rancangan Undang-Undang (RUU) belanja negara untuk mendanai sejumlah lembaga-lembaga pemerintahan.

Saat Undang-Undang pendanaan tersebut tidak disetujui, maka lembaga-lembaga pemerintahan harus menghentikan semua pekerjaan yang tidak penting serta tidak akan membayarkan gaji pekerja.

Baca juga: Cerita Wanita AS yang Empat Anggota Tubuhnya Terpaksa Diamputasi Usai Makan Ikan Setengah Matang

Dalam situasi seperti ini, pegawai yang bergerak dalam sektor keselamatan publik seperti pengawas lalu lintas udara maupun aparat penegak hukum tetap diharuskan bekerja, sementara pegawai federal lain akan dirumahkan.

Menurut Undang-Undang 2019, sesuai aturan, para pekerja ini akan menerima gaji kembali setelah masalah terkait pendanaan terselesaikan.

Shutdown akan berlaku secara efektif pada 1 Oktober 2023 pada pukul 00.01 waktu setempat jika sampai akhir September, Konggres tak juga meloloskan rencana pendanaan.

Jika penutupan benar dilakukan, tak diketahui sampai kapan hal ini akan berlangsung.

Baca juga: Kisah Pria di AS, Punya 96 Anak di Usia 32 Tahun, Kok Bisa?

Penyebab shutdown

Seorang pengunjuk rasa berdiri di dekat polisi di luar Trump Tower di New York pada 3 April 2023. Donald Trump tiba di gedung pencakar langitnya di New York sebelum dia akan menyerahkan diri untuk menghadapi tuduhan kriminal yang belum pernah terjadi sebelumnya yang mengancam akan mengacaukan seluruh pemilihan Gedung Putih tahun 2024. Republikan berusia 76 tahun, presiden AS pertama yang didakwa secara pidana, akan secara resmi didakwa pada 4 April 2023 atas uang suap yang dibayarkan kepada bintang porno selama pemilu 2016 yang membawanya ke tampuk kekuasaan. AFP/STEFANI REYNOLDS Seorang pengunjuk rasa berdiri di dekat polisi di luar Trump Tower di New York pada 3 April 2023. Donald Trump tiba di gedung pencakar langitnya di New York sebelum dia akan menyerahkan diri untuk menghadapi tuduhan kriminal yang belum pernah terjadi sebelumnya yang mengancam akan mengacaukan seluruh pemilihan Gedung Putih tahun 2024. Republikan berusia 76 tahun, presiden AS pertama yang didakwa secara pidana, akan secara resmi didakwa pada 4 April 2023 atas uang suap yang dibayarkan kepada bintang porno selama pemilu 2016 yang membawanya ke tampuk kekuasaan.

Terjadinya shutdown pemerintahan diyakini tak lepas dari unsur politik yang ada pada anggota Kongres.

Mayoritas anggota Senat dikuasai oleh Partai Demokrat, sedangkan DPR mayoritas dikuasai oleh Partai Republik.

Para anggota Senat tengah menyusun rencana yang sangat berbeda untuk mencegah penutupan pemerintahan.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com