Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Buaya di India Selamatkan Anjing, Tanda Punya Empati?

Kompas.com - 21/09/2023, 20:15 WIB
Diva Lufiana Putri,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Para peneliti India telah mengamati tingkah laku aneh buaya rawa atau Crocodylus palustris yang mendiami Sungai Savitri di negara bagian Maharashtra.

Melalui Journal of Threatened Taxa yang terbit pada 26 Agustus 2023, peneliti menemukan bahwa kawanan buaya kemungkinan memiliki kemampuan kognitif lebih maju dari yang dipikirkan selama ini.

Mereka tampak menunjukkan tingkah aneh, seperti tertarik dengan karangan bunga marigold yang mengambang di sungai.

Bukan hanya itu, sejumlah buaya rawa terlihat "menyelamatkan" seekor anjing muda yang seharusnya menjadi mangsa, dari kejaran kawanan anjing liar lain.

Baca juga: Video Viral Detik-detik Pawang Hampir Digigit Aligator


Baca juga: Viral, Video Petugas Damkar Evakuasi Buaya di Jaksel, Bagaimana Kronologinya?

Dugaan buaya punya empati

Semula, peneliti menuliskan, anjing muda secara tidak sengaja mencari perlindungan dari sekelompok anjing lain dengan memasuki perairan dangkal Sungai Savitri.

Di saat bersamaan, tiga buaya dewasa terlihat jelas mengambang di dekat air dan memperhatikan si anjing.

Alih-alih memangsanya, tiga ekor buaya rawa tersebut justru mendorongnya kembali ke sisi tepi sungai.

"Buaya-buaya ini sebenarnya menyentuh anjing itu dengan moncongnya dan mendorongnya agar bergerak lebih jauh dan bisa naik dengan aman di tepi sungai sebelum akhirnya melarikan diri," tulis peneliti dalam jurnal.

Baca juga: 5 Sayembara Unik di Indonesia, Buka Kalung Ban di Leher Buaya hingga Cari Istri Hilang Berhadiah Rp 150 Juta

Para peneliti menafsirkan, tingkah laku buaya merupakan tindakan empati yang menunjukkan reptil ini mungkin mengkhawatirkan keselamatan anjing muda.

Meski fakta bahwa buaya tidak menyerang mangsanya sangat menarik, hanya sedikit bukti yang menunjukkan hewan ini berempati terhadap spesies lain.

Dilansir dari Live Science, Rabu (21/9/2023), ahli neurofisiologi reptil di Universitas California, Amerika Serikat, Duncan Leitch mengatakan, temuan peneliti dalam studi mungkin datang dari perspektif antropomorfik.

Antropomorfik adalah kecenderungan manusia meletakkan karakteristik, motif, atau perilakunya kepada spesies lain, khususnya satwa.

"Mereka mungkin datang dari perspektif antropomorfik dan mencoba menganggap kemampuan yang mungkin tidak buaya miliki," kata Leitch.

Baca juga: 70 Buaya Lepas Saat China Diterjang Banjir, Videonya Viral di Medsos

Tak diterima luas oleh peneliti

perbedaan buaya dan aligator.iStockPhoto/35007 perbedaan buaya dan aligator.

Sementara itu, ketertarikan buaya rawa pada karangan bunga marigold yang dijatuhkan ke sungai disebut peneliti dipicu oleh warna dan sifat antibakterinya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com