Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan KCIC Libatkan 852 TKA China dalam Operasional Kereta Cepat

Kompas.com - 15/09/2023, 18:00 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Farid Firdaus

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebanyak 852 tenaga kerja asing (TKA) asal China akan dilibatkan dalam operasional Kereta Cepat Jakarta-Bandung.

Diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menjajal Kereta Cepat untuk pertama kalinya pada Rabu (13/9/2023). Rencananya, Kereta Cepat beroperasi pada Minggu (1/10/2023).

Corporate Secretary PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Eva Chairunisa mengatakan, dilibatkannya ratusan TKA merupakan kerja sama antara KCIC dengan Konsorsium PT KAI dan China Railway.

Keduanya sudah ditunjuk sebagai operator untuk kegiatan Operasi and Maintenance (O&M) selama satu tahun.

"China Railway memiliki pengalaman mengoperasikan jaringan KA Cepat di Tiongkok sepanjang 40.000 kilometer," ujar Eva kepada Kompas.com, Jumat (15/9/2023).

"Demikian halnya PT KAI adalah BUMN Perkeretaapian di Indonesia," sambungnya.

Baca juga: Kata Media Asing soal Jokowi Coba Kereta Cepat Jakarta-Bandung Pertama Kalinya

Rincian tenaga kerja dalam operasional Kereta Cepat

Eva menerangkan, konsorsium bertugas menyediakan sekitar 852 TKA berpengalaman dan memiliki sertifikat sebagai Operator O&M.

Selain itu, KCIC juga berkewajiban menyiapkan 1.096 Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang akan mendampingi para tenaga ahli dari China.

Mereka ditugaskan untuk melaksanakan tugas peralihan kemampuan untuk dapat mengoperasikan dan melakukan perawatan sarana Kereta Cepat secara bertahap.

"Sehingga nantinya kegiatan operasi dan perawatan dilakukan seluruhnya 100 persen oleh TKI," ujarnya.

Baca juga: Atap Stasiun Kereta Cepat Halim Terbakar, Ini Kata KCIC

TKI telah dilatih

Eva mengatakan, 1.096 TKI yang dilibatkan dalam operasional Kereta Cepat harus melalui proses pelatihan dan mendapatkan sertifikat kelulusan.

Saat ini, kata Eva, sekitar 300 orang TKI telah melalui proses pendidikan Politeknik Perkeretaapian Indonesia Madiun (PPI).

Mereka juga siap melakukan proses sertifikasi untuk ditugaskan sebagai pendamping operator O&M dari China Railway pada proses transfer knowledge.

"Sementara 796 TKI lainnya saat ini akan melanjutkan proses pelatihan terkait High Speed Railway (HSR)," imbuh Eva.

Baca juga: Saat Kereta Cepat Kembali Disuntik APBN, Kali Ini untuk Tiket

Kenapa jumlah TKA asal China banyak?

Saat ditanya soal mengapa TKA asal China jumlahnya banyak, Eva mengatakan hal ini dilakukan karena perubahan strategi untuk percepatan transfer keahlian dan pengetahuan yang sudah diprogramkan.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com