Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sederet Efek Samping Antibiotik, dari yang Ringan sampai Berat

Kompas.com - 12/09/2023, 19:00 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Antibiotik adalah obat yang digunakan untuk mengatasi infeksi akibat bakteri di tubuh manusia.

Misalnya, digunakan untuk mengobati radang tenggorokan atau infeksi saluran kemih.

Obat ini bekerja dengan membunuh bakteri atau mencegah pertumbuhan bakteri. Antibiotik umumnya aman dan diberikan sesuai dengan resep dokter.

Meski begitu, seperti halnya obat-obatan lain, antibiotik juga dapat menimbulkan efek samping, mulai dari yang ringan hingga yang parah. 

Lantas, apa saja efek samping antibiotik?

Baca juga: Sejumlah Efek Samping Terlalu Sering Mengonsumsi Parasetamol


Efek samping antibiotik

Dilansir dari Health (6/7/2023), berikut beberapa efek samping antibiotik:

1. Sakit kepala

Sakit kepala adalah efek samping yang umum dari penggunaan antibiotik tertentu.

Antibiotik tersebut antara lain:

  • Augmentin (amoksisilin plus klavulanat): Ini mengobati infeksi bakteri pada telinga, paru-paru, sinus, kulit, dan saluran kemih, serta infeksi menular seksual (IMS) tertentu.
  • Keflex (cephalexin): Ini mengobati pneumonia dan infeksi saluran pernafasan lainnya.
  • Monurol (fosfomycin): Ini mengobati infeksi saluran kemih.
  • Nitrofurantoin: Ini mengobati infeksi saluran kemih. Nama mereknya antara lain Furadantin, Macrobid, dan Macrodantin.
  • Vankomisin: Ini mengobati kolitis dan radang usus besar yang disebabkan oleh bakteri. Nama merek termasuk Firvanq dan Vancocin.
  • Kuinolon: Kelompok antibiotik ini termasuk norfloxacin, ciprofloxacin, levofloxacin, dan moxifloxacin yang semuanya mengobati berbagai jenis infeksi bakteri.

Jika pengobatan antibiotik Anda menyebabkan sakit kepala, obat penghilang rasa sakit yang dijual bebas (OTC) seperti Tylenol atau Motrin dapat membantu meredakannya.

Baca juga: 4 Efek Samping Taoge jika Dikonsumsi Keliru, Bisa Picu Keracunan

2. Masalah Pencernaan

Kebanyakan antibiotik dapat menyebabkan berbagai masalah pencernaan. Beberapa efek samping yang mungkin terjadi adalah:

  • Ketidaknyamanan perut
  • Sakit perut
  • Kurang nafsu makan
  • Kembung
  • Sembelit
  • Mual dan muntah
  • Diare.

Jika Anda mengalami gangguan pencernaan parah yang tidak kunjung sembuh, bicarakan dengan penyedia layanan kesehatan.

Ini bisa jadi merupakan tanda Clostridium difficile, infeksi bakteri yang kebal antibiotik yang menyebabkan diare dan dapat menyebabkan kerusakan usus besar yang parah dan mengancam nyawa.

Baca juga: Mengapa Antibiotik Harus Dihabiskan? Berikut Penjelasannya

3. Sensitif terhadap sinar matahari

Beberapa antibiotik dapat menyebabkan fotosensitivitas, yaitu mata dan kulit Anda menjadi lebih sensitif terhadap sinar Matahari.

Fotosensitivitas dapat menyebabkan iritasi kulit atau bahkan reaksi alergi akibat paparan sinar Matahari, meskipun reaksi tersebut mungkin tertunda hingga beberapa hari.

Antibiotik yang dapat menyebabkan fotosensitivitas meliputi:

  • Cipro (ciprofloxacin): Ini mengobati pneumonia, gonore, diare menular, dan infeksi bakteri pada kulit, tulang, sendi, perut, dan prostat.
  • Levofloxacin: Ini mengobati pneumonia, dan infeksi bakteri pada ginjal, prostat, dan kulit.
  • Ofloxacin: Ini mengobati pneumonia, dan infeksi bakteri pada kulit, kandung kemih, organ reproduksi, dan prostat.
  • Primsol (trimethoprim): Obat ini mengobati infeksi saluran kemih, diare saat bepergian, dan dapat digunakan dalam kombinasi dengan obat lain untuk mengobati pneumonia.
  • Achromycin V (tetrasiklin): Obat ini mengobati pneumonia, infeksi pada kulit, mata, sistem limfatik, usus, genital, dan saluran kemih, serta infeksi tertentu yang dibawa oleh kutu, kutu, dan tungau.
  • Doxycycline: Ini digunakan untuk mengobati atau mencegah antraks. Ini juga dapat digunakan dengan obat lain untuk mengobati rosacea.

Baca juga: Mungkinkah Fenomena Superbug Kebal Antibiotik Terjadi di Indonesia? Ini Kata Kemenkes

Resistensi antibiotik terjadi ketika bakteri tidak mempan dihentikan dengan obat ini dalam menyebabkan penyakit. Akibatnya, penyakit lebih sulit diobati.Unsplash/Towfiqu Barbhuiya Resistensi antibiotik terjadi ketika bakteri tidak mempan dihentikan dengan obat ini dalam menyebabkan penyakit. Akibatnya, penyakit lebih sulit diobati.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com