Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Aris Marfai
Kepala Badan Informasi Geospasial

Professor Geografi

Teknologi Spasial Pendataan Rumah Ibadah

Kompas.com - 12/09/2023, 15:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PERLU dan tidaknya pendataan rumah ibadah untuk tujuan pengawasan sedang menjadi diskusi menarik di media.

Namun tulisan ini tidak dalam rangka nimbrung pada polemik tersebut, namun lebih pada upaya untuk menjawab pertanyaan, apakah memungkinkan dilakukan pendataan rumah ibadah secara spasial dan apa keuntungannya dilakukan pendataan tersebut?

Untuk rumah ibadah umat Islam, data dari Dewan Masjid Indonesia (DMI) menyebutkan kurang lebih ada 800.000 lebih masjid di seluruh Indonesia yang sudah terdaftar di DMI.

Jumlah kenyataan di lapangan bisa jadi lebih banyak, apalagi kalau ditambahkan jumlah mushola. Mushola dalam hal ini dipahami sebagai rumah ibadah dalam skala lebih kecil, dengan fungsi terbatas dan biasanya tidak digunakan untuk ibadah shalat Jumat.

Data dari DMI tersebut tentu akan sangat menarik kalau tidak hanya memuat tentang nama dan alamat, by name by address saja, namun juga memuat informasi lainnya.

Misalnya terkait data statistik seperti kapasitas daya tampung dan kondisi fisik, serta data spasial seperti informasi koordinat dari setiap lokasi masjid tersebut.

Informasi berbasis koordinat akan memberikan kemudahan untuk menyajikan data yang ada secara spasial, sehingga akan dapat dilihat persebarannya di atas peta. Dan hal ini tentu akan sangat bermanfaat.

Analisis secara spasial dapat digunakan untuk melihat jumlah rumah ibadah dan persebarannya dalam suatu wilayah adminsitratif tertentu.

Dengan analisis overlay memperhatikan data kapasitas daya tampung, jumlah penduduk dalam suatu kawasan, dan perhitungan/analisis radius akan dapat menjawab apakah jumlah rumah ibadah mencukupi dalam suatu wilayah administratif tertentu atau masih perlu penambahan.

Data persebaran rumah ibadah dikombinasikan dengan data kependudukan juga dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan terkait layanan pengelolaan zakat pada suatu wilayah, termasuk menghitung jumlah muzakki (orang yang membayar zakat) dan mustahik (orang yang berhak menerima zakat) dalam suatu kawasan.

Dengan demikian, pengelolaan zakat akan dapat lebih efektif, efisien dan tentunya tepat sasaran.

Data persebaran rumah ibadah juga dapat digunakan untuk analisis keterjangkauan layanan dakwah bagi umatnya.

Dengan analisis buffering pada peta, akan dapat dilihat secara kewilayahan jangkauan layanan dakwah yang dapat dilakukan, dan analisis gap untuk mengetahui wilayah mana saja yang belum terfasilitasi atau terjangkau layanan beribadatan.

Data persebaran rumah ibadah secara spasial juga bermanfaat untuk membantu pada saat kejadian bencana, di mana fasilitas umum, termasuk rumah ibadah, biasanya digunakan sebagai tempat penampungan sementara, tempat melakukan evakuasi dan tujuan tindakan penyelamatan.

Dengan informasi by coordinat, dapat dilakukan analisis routing, sehingga evakuasi akan dapat berjalan lebih efektif, dan intervensi bantuan dapat dilakukan lebih cepat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Tren
Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Tren
Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Tren
8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

Tren
WHO Temukan 3 Kasus di Riyadh, Ketahui Penyebab dan Pencegahan MERS- CoV Selama Ibadah Haji

WHO Temukan 3 Kasus di Riyadh, Ketahui Penyebab dan Pencegahan MERS- CoV Selama Ibadah Haji

Tren
Pertandingan Indonesia Vs Guinea Malam Ini, Pukul Berapa?

Pertandingan Indonesia Vs Guinea Malam Ini, Pukul Berapa?

Tren
Benarkah Antidepresan Bisa Memicu Hilang Ingatan? Ini Penjelasan Ahli

Benarkah Antidepresan Bisa Memicu Hilang Ingatan? Ini Penjelasan Ahli

Tren
WHO Peringatkan Potensi Wabah MERS-CoV di Arab Saudi Saat Musim Haji

WHO Peringatkan Potensi Wabah MERS-CoV di Arab Saudi Saat Musim Haji

Tren
Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Tren
Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Tren
Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Tren
3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

Tren
Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Tren
Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Tren
Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com