Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Orang Jepang Jarang Ada yang Gemuk? Ini Alasannya

Kompas.com - 18/08/2023, 17:30 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Jepang menjadi negara dengan tingkat obesitas yang rendah jika dibandingkan negara-negara lainnya. Sehingga jarang ada orang gemuk di Jepang. 

Penelitian yang dilakukan Benyamin Senauer dan Masahiko Gemma dari Universitas Minnesota menyebutkan hanya ada 3,6 persen orang Jepang yang memiliki indeks massa tubuh (BMI) yang masuk kategori obesitas.

Menurut data dari Organization for Economic Co-operation and Development (OECD), pada tahun 2009 hanya sekitar 3,5 persen penduduk Jepang yang tergolong obesitas.

Jumlah itu jauh dibandingkan dengan angka 30 persen atau lebih di negara lain. 

Riset OECD juga menempatkan Jepang harapan hidup tertinggi rata-rata berusia 83,7 tahun. Sedangkan CIA World Factbook 2015 menempatkan Monako dengan penduduk yang hidup hingga 89,52 tahun dan Jepang di posisi kedua dengan 84,74 tahun. 

Lantas, apa yang menyebabkan jarang ada orang Jepang bertubuh gemuk atau obesitas? 

Baca juga: Jadi Negara Produsen Motor, Kenapa Orang Jepang Jarang Punya Motor?


Makanan di Jepang

Ilustrasi orang Jepang makan. Dok. Shutterstock/kazoka Ilustrasi orang Jepang makan.
Makanan dan budaya makan di Jepang menjadi salah satu faktor penyebab sedikitnya orang gemuk di negara itu. 

Dilansir dari New Thinking (26/8/2022), anak-anak di Jepang dikenalkan dengan makanan sehat sejak masih di penitipan anak.

Sekolah di Jepang menyediakan menu makan siang yang diatur oleh ahli gizi. Menu ini terdiri dari 40 jenis buah, sayuran, ikan, dan rumput laut. 

Jepang memiliki makanan tradisional atau washoku yang bergizi seimbang. Selain itu ada aturan bernama "ichiju-sansai" atau berarti "satu sup dan tiga hidangan" yang dikonsumsi sehari-hari.

Hidangan ini terdiri dari sup miso (probiotik dan vitamin), acar atau sayuran (vitamin dan serat), ikan atau daging (protein, vitamin, dan mineral), telur atau produk kedelai (vitamin, protein, dan mineral), dan nasi kukus (energi).

Makanan dimasak dengan cara tumis, rebus, kukus sehingga rendah lemak.

Makan sedikit demi sedikit

Dilansir dari Ikidane (29/1/2020), orang Jepang diajari makan sedikit demi sedikit sejak kecil. Mereka terbiasa makan dengan menerapkan “hara hachi bu” yang berarti berhenti makan setelah 80 persen kenyang. 

Selain itu, makanan manis dan bersoda yang dijual di swalayan biasanya memiliki porsi kecil. Makanan manis juga ditempatkan terakhir sehingga tidak selalu dikonsumsi.

Di sisi lain, orang Jepang sangat memikirkan pendapat orang lain sehingga mereka menerapkan budaya makan dengan ketat. Mereka jarang makan sambil berjalan, di kendaraan, dan tidak dalam waktu yang tepat.

Baca juga: Mengenal Toco, Pria Jepang yang Habiskan Rp 213 Juta demi Jadi Anjing

Halaman Berikutnya
Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com