Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bongkahan "Emas Terapung" Senilai 550.000 Dollar AS Ditemukan dalam Perut Paus Sperma

Kompas.com - 17/07/2023, 21:00 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Farid Firdaus

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah bongkahan besar langka, "floating gold" atau "emas terapung" telah ditemukan di dalam perut seekor paus sperma yang mati terdampar di pulau La Palma, Spanyol.

Dilansir dari laporan The Guardian, Selasa (4/7/2023), bongkahan itu disebut sebagai ambergris

Ambergris merupakan bahan lilin yang dikeluarkan oleh paus sperma ketika mereka menelan bahan yang tidak dapat dicerna, seperti paruh cumi-cumi.

Penemuan ambergis ini berawal saat seorang peneliti kesehatan hewan di University of Las Palmas, Antonio Fernandez Rodriguez sedang mencari tahu apa penyebab paus sperma itu mati.

Ia memutuskan untuk mencari tahu penyebabnya dengan menggali ke dalam bangkai paus sperma tersebut. Namun, siapa sangka Rodriguez justru menemukan potongan sesuatu yang tersangkut di usus paus.

Lantas, apa itu ambergris?

Baca juga: Saat Sekelompok Orca Menyerang Kapal dan Mengikutinya hingga ke Pelabuhan...

Apa itu ambergris?

Ambergris adalah zat langka dan sering dikenal sebagai emas terapung yang sudah digunakan beradab-abad lalu untuk membuat parfum dan dapat dijual dengan harga ribuan dollar AS per pon.

Zat langka ini digunakan dalam pembuatan parfum karena dapat membantu aroma menempel pada kulit seseorang.

Meskipun alternatif sintetis lain telah ditemukan, beberapa perusahaan masih menggunakannya untuk wewangian tertentu.

Sementara itu, potongan ambergris yang ditemukan Rodriguez di Kepulauan Canary tersebut memiliki berat sekitar 21 pon (9,5 kilogram) dan dapat dijual dengan harga sekitar 500.000 Euro atau 550.000 dollar AS.

"Yang saya keluarkan adalah batu berdiameter sekitar 50-60 cm dengan berat 9,5 kg," katanya.

Baca juga: 99 Persen Paus Orca Alami Penyakit Kulit, Apa Dampaknya?

Penyebab paus sperma mati

Dilansir dari Live Science, Rodriguez menduga ambergris tersebut yang tampaknya telah memecahkan usus paus dan menyebabkan kematian pada hewan itu hingga membuatnya terdampar.

Hanya 1 hingga 5 persen paus sperma (Physeter macrocephalus) yang ditemukan memiliki ambergris. Sekresi dari saluran empedu diyakini melapisi benda-benda yang tidak dapat dicerna dan telah dimakan oleh hewan tersebut.

Biasanya paus memuntahkan benda-benda ini, tetapi terkadang tidak. Ini karena ambergris membantu melindungi organ-organ paus dari benda-benda tajam.

Paus sperma adalah salah satu spesies yang paling dicari dalam industri perburuan paus di masa lalu dan perburuan yang berlebihan menyebabkan populasinya menurun drastis.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

Tren
Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Tren
Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Tren
Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Tren
Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Tren
10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

Tren
Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal 'Grammar'

Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal "Grammar"

Tren
Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Tren
Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Tren
Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Tren
Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Tren
Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Tren
Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Tren
Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Tren
BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com