Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dicabut, Ini Beda Pandemi dan Endemi serta Bahayanya...

Kompas.com - 22/06/2023, 12:30 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pemerintah resmi mengumumkan pencabutan status pandemi Covid-19 di Indonesia.

Diberitakan Kompas.com, Rabu (21/6/2023), pengumuman itu disampaikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Dengan dicabutnya status pandemi, Indonesia kini memasuki masa endemi Covid-19.

"Setelah tiga tahun lebih kita berjuang bersama menghadapi pandemi Covid-19, sejak hari ini, Rabu 21 Juni 2023, pemerintah memutuskan untuk mencabut status pandemi dan kita mulai memasuki masa endemi," ujar Jokowi.

Baca juga: Pemerintah Resmi Cabut Status Pandemi Covid-19 di Indonesia, Ini Kilas Balik Virus Corona


Baca juga: Mengenal Disease X, Penyakit yang Dikhawatirkan WHO Bakal Jadi Pandemi Baru

Lantas, apa beda pandemi dan endemi?

Endemi adalah...

Dilansir dari laman yankes.kemkes.go.id, endemi adalah penyakit yang berjangkit di suatu daerah atau pada suatu golongan masyarakat.

Endemi merupakan keadaan di mana kemunculan suatu penyakit yang konstan atau penyakit tersebut biasa ada pada suatu populasi dalam suatu area geografis tertentu.

Contoh penyakitnya adalah demam berdarah dengue (DBD).

Sementara itu, pandemi adalah wabah yang berjangkit serempak di mana-mana, meliputi daerah geografis yang luas.

Berbeda dengan pandemi yang terjadi dalam wilayah geografis yang luas, kemunculan penyakit dalam status endemi cenderung konstan.

Selain itu, dapat diprediksi dan hanya meliputi suatu area geografis. Kemunculan penyakit tersebut juga tidak mempengaruhi masyarakat luas.

Baca juga: Naik Kereta Api Diperbolehkan untuk Tidak Memakai Masker, Bagaimana dengan Booster?

Endemi tetap berbahaya

Presiden Joko Widodo saat mengumumkan pencabutan status pandemi dan menegaskan dimulainya status endemi Covid-19  di Indonesia, Rabu  (21/6/2023).dok. Sekretariat Presiden Presiden Joko Widodo saat mengumumkan pencabutan status pandemi dan menegaskan dimulainya status endemi Covid-19 di Indonesia, Rabu (21/6/2023).

Direktur Eksekutif Program Kedaruratan Kesehatan WHO, Dr Mike Ryan, mengungkapkan bahwa perlu berhati-hati terhadap penggunaan istilah endemi.

Endemi berarti bahwa virus tetap ada dan menular pada tingkat yang lebih rendah. Biasanya, dengan beberapa bentuk penularan atau peningkatan yang musiman.

Dikutip dari laman amari.itb.ac.id, penyakit-penyakit endemi tetap berbahaya bagi masyarakat dan bahkan dapat menyebabkan kematian.

Contohnya adalah malaria, tuberkulosis (TBC), dan DBD.

Untuk itu, yang terpenting adalah aspek pengendalian dan sistem kesehatan yang kuat dan berkelanjutan untuk dapat mencegah dan menangani infeksi Covid-19.

Baca juga: Melihat Cara Singapura Mengatasi Wabah DBD...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Ilmuwan Pecahkan Misteri 'Kutukan Firaun' yang Tewaskan 20 Orang Saat Membuka Makam Tutankhamun

Ilmuwan Pecahkan Misteri "Kutukan Firaun" yang Tewaskan 20 Orang Saat Membuka Makam Tutankhamun

Tren
3 Keputusan VAR yang Dinilai Rugikan Garuda Muda di Laga Indonesia Vs Uzbekistan

3 Keputusan VAR yang Dinilai Rugikan Garuda Muda di Laga Indonesia Vs Uzbekistan

Tren
Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pemerhati Kritisi Persoalan Komunikasi dan Transparansi

Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pemerhati Kritisi Persoalan Komunikasi dan Transparansi

Tren
Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Kelapa Muda? Ini Kata Ahli

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Kelapa Muda? Ini Kata Ahli

Tren
Kata Media Asing soal Kekalahan Indonesia dari Uzbekistan, Soroti Keputusan Kontroversial Wasit

Kata Media Asing soal Kekalahan Indonesia dari Uzbekistan, Soroti Keputusan Kontroversial Wasit

Tren
Pengakuan Guru SLB soal Alat Belajar Tunanetra yang Ditahan Bea Cukai

Pengakuan Guru SLB soal Alat Belajar Tunanetra yang Ditahan Bea Cukai

Tren
Ikan Kembung, Tuna, dan Salmon, Mana yang Lebih Baik untuk MPASI?

Ikan Kembung, Tuna, dan Salmon, Mana yang Lebih Baik untuk MPASI?

Tren
Sosok Shen Yinhao, Wasit Laga Indonesia Vs Uzbekistan yang Tuai Kontroversi

Sosok Shen Yinhao, Wasit Laga Indonesia Vs Uzbekistan yang Tuai Kontroversi

Tren
Daftar Provinsi yang Menggelar Pemutihan Pajak Kendaraan Mei 2024

Daftar Provinsi yang Menggelar Pemutihan Pajak Kendaraan Mei 2024

Tren
Jadi Faktor Penentu Kekalahan Indonesia di Semifinal Piala Asia U23, Apa Itu VAR?

Jadi Faktor Penentu Kekalahan Indonesia di Semifinal Piala Asia U23, Apa Itu VAR?

Tren
Kapan Waktu Terbaik Olahraga untuk Menurunkan Berat Badan?

Kapan Waktu Terbaik Olahraga untuk Menurunkan Berat Badan?

Tren
BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 30 April hingga 1 Mei 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 30 April hingga 1 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Manfaat Air Kelapa Muda Vs Kelapa Tua | Cara Perpanjang STNK jika Pemilik Asli Kendaraan Meninggal Dunia

[POPULER TREN] Manfaat Air Kelapa Muda Vs Kelapa Tua | Cara Perpanjang STNK jika Pemilik Asli Kendaraan Meninggal Dunia

Tren
NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

Tren
Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut sebagai Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut sebagai Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com