KOMPAS.com - Teh adalah salah satu minuman yang banyak digemari oleh sebagian besar orang di dunia.
Hal ini karena teh cocok diminum kapan saja, baik itu sebelum beraktivitas di pagi hari maupun saat bersantai di malam hari.
Teh, terutama teh hijau telah dikenal akan manfaatnya. Beberapa penelitian juga telah membuktikan khasiat teh yang dikaitkan dengan kesehatan.
Lantas, apa saja manfaat minum teh?
Baca juga: Kopi Vs Teh, Mana yang Lebih Sehat?
Dilansir dari Studyfinds, satu studi menunjukkan bahwa teh bisa untuk menjaga tekanan darah agar tetap terkendali. Para peneliti menemukan bahwa teh mengandung senyawa yang dapat membantu pembuluh darah rileks.
Studi tersebut menunjukkan protein spesifik yang disebut KCNQ5, yang mengatur aliran ion, diaktifkan oleh dua senyawa tanaman dalam teh yang melindungi sel dari kerusakan akibat radikal bebas.
Senyawa itu adalah epicatechin gallate dan epigallocatechin-3-gallate. Kedua senyawa ini dapat merangsang protein KCNQ5 untuk memindahkan ion kalium keluar dari sel.
Dalam studi tersebut, peneliti menemukan bahwa saluran ion bekerja paling efisien di bawah aplikasi langsung teh hitam murni daripada teh yang ditambahkan susu.
Memakan satu apel dalam sehari dengan secangkir teh dikaitkan dengan manfaatnya yang bisa memperpanjang usia.
Para ilmuwan mengatakan bahwa makanan yang kaya flavonoid, seperti senyawa yang ditemukan dalam konsentrasi tinggi pada buah apel dan teh dapat menurunkan risiko kematian seseorang.
Para peneliti memeriksa data diet dari lebih dari 53.000 warga Denmark yang dikumpulkan selama 23 tahun. Temuan menunjukkan, mereka yang rutin mengonsumsi makanan kaya flavonoid mengalami penurunan risiko terkena kanker dan penyakit jantung.
Selain itu, efek perlindungan itu paling kuat bagi mereka yang berisiko tinggi terkena penyakit kronis karena merokok dan minum lebih dari dua minuman beralkohol per hari.
Menurut hasil penelitian, jumlah flavonoid harian yang direkomendasikan adalah 500 mg. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa secangkir teh biasa menyediakan sekitar 172 mg flavonoid.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya