Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebakaran Besar di Thailand, Kobaran Api Ubah Gunung Jadi Berwarna Merah

Kompas.com - 31/03/2023, 07:35 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kebakaran besar melanda gunung Khao Chaplu dan Kha Laem, Taman Nasional Khao Laem, provinsi Nakhon Nayok, Thailand pada Rabu (29/3/2023).

Dalam banyak video yang beredar di media sosial, besarnya api membuat gunung tersebut berubah menjadi berwarna merah.

Petugas pemadam kebakaran bahkan kesulitan menanganinya secara langsung karena pegunungan terlalu curam untuk didaki dengan aman.

"Selain arah angin, saya juga harus menjaga nyawa dan keselamatan orang-orang yang melakukan operasi," kata Gubernur Nakhon Nayok, Bancha Chaowarin, dikutip dari AP News.

"Setelah meninjau situasinya, karena berada di puncak gunung, kami harus mundur untuk bersiaga dan berdiskusi tentang apa yang bisa kami lakukan," sambungnya.

Baca juga: Mengapa Kebakaran di Area Kilang Minyak Pertamina Terus Berulang?

Baca juga: Saat Pohon Terbesar di Dunia Terancam oleh Kebakaran Hutan...

Penyebab kebakaran hutan

Setidaknya 10 kendaraan pemadam kebakaran dikerahkan untuk memadamkan kobaran api.

Pada Kamis (30/3/2023) sore, dua helikopter dikerahkan untuk mengamati situasi dan memadamkan api dari udara.

Upaya awal untuk menahan kobaran api terkonsentrasi untuk melokalisir kebakaran.

Bancha mengatakan, api awalnya diperkirakan dapat dikendalikan dalam lima hari, tetapi dia akan mencoba melakukannya hanya dalam tiga hari.

Baca juga: Hutan Amazon, Perisai Bumi yang Terancam Musnah

Kebakaran hutan lainnya terjadi dalam beberapa hari terakhir di provinsi-provinsi yang lebih jauh ke utara karena suhu musiman meningkat.

Ini merupakan masalah abadi yang berkontribusi pada tingkat polusi udara sangat berbahaya.

Sekitar 275 hektar hutan di Nakhon Nayok telah terbakar pada Kamis siang saat api terus membara.

Api berasal dari bagian atas gunung Khao Chaplu dan kemudian menyebar ke gunung Khao Laem yang berdekatan.

Baca juga: #PrayForAustralia, Keprihatinan atas Kebakaran Hutan di Australia...


Dugaan kebakaran dipicu oleh petir

Media lokal mengatakan, api mudah merambat karena sebagian besar pohonnya adalah bambu yang diperparah dengan angin kencang.

Gunung-gunung itu terletak di sebidang tanah luas tidak jauh dari salah satu cagar alam paling terkenal di negara itu, Taman Nasional Khao Yai.

Warga diperingatkan untuk memberi tahu petugas tentang hewan liar yang mereka lihat melarikan diri dari hutan yang terbakar.

Baca juga: Ramai soal Video Petir di Puncak Gunung Merapi, Ini Penjelasan BRIN

Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha memantau situasi dengan cermat, serta memerintahkan para pejabat dan tentara untuk bergerak guna menghentikan penyebaran api.

Prayuth juga memerintahkan para pejabat untuk mengawasi siapa pun yang dengan sengaja menyalakan api untuk membuka lahan untuk pertanian dan tujuan lain.

Penyebab kebakaran di Nakhon Nayok belum jelas, meski beberapa laporan media lokal mengatakan kebakaran itu dipicu oleh petir.

Baca juga: Berbahayakah Menggunakan Alat Elektronik Saat Hujan Petir?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Tren
Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

Tren
Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Tren
Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Tren
Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Tren
Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Tren
Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Tren
ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

Tren
Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Tren
Daftar Harga Sembako per Awal Mei 2024, Beras Terendah di Jawa Tengah

Daftar Harga Sembako per Awal Mei 2024, Beras Terendah di Jawa Tengah

Tren
Menakar Peluang Timnas Indonesia Vs Guinea Lolos ke Olimpiade Paris

Menakar Peluang Timnas Indonesia Vs Guinea Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Berapa Suhu Tertinggi di Asia Selama Gelombang Panas Terjadi?

Berapa Suhu Tertinggi di Asia Selama Gelombang Panas Terjadi?

Tren
Menyusuri Ekspedisi Arktik 1845 yang Nahas dan Berujung Kanibalisme

Menyusuri Ekspedisi Arktik 1845 yang Nahas dan Berujung Kanibalisme

Tren
Apa Itu Vaksin? Berikut Fungsi dan Cara Kerjanya di Dalam Tubuh Manusia

Apa Itu Vaksin? Berikut Fungsi dan Cara Kerjanya di Dalam Tubuh Manusia

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com