KOMPAS.com - Sebagai negara dengan penduduk mayoritas menganut agama Islam, warga Indonesia menyambut datangnya bulan suci Ramadhan dengan berbagai tradisi kedaerahan, seperti padusan dan nyadran.
Keramaian Ramadhan di Indonesia tak terasa aneh, mengingat mayoritas penduduk tanah air memeluk agama Islam.
World Population Review pada 2021 mendata, paling tidak 231 juta penduduk Indonesia beragama Islam. Padahal, di saat yang sama, total warganya sebanyak 273.753.191 jiwa.
Lantas, bagaimana pelaksaan puasa Ramadhan di negara minoritas Muslim? Apakah ada keramaian seperti di Indonesia?
Baca juga: Negara dengan Durasi Puasa Ramadhan 2023 Terpanjang dan Terpendek, Adakah Indonesia?
Dilansir dari Arab News, masyarakat yang tinggal di sana akan berpuasa selama lebih dari 17 jam sehari hingga matahari terbenam.
Bahkan di daerah seperti Svalbard, Norwegia, matahari tidak terbenam sama sekali dari April hingga Agustus. Akibatnya, warga di sana harus menyesuaikan dengan waktu berbuka di daerah sekitarnya.
Selama Idul Fitri, komunitas Muslim setempat akan menyewa sebuah aula tempat mereka akan melakukan shalat.
Selain itu, sebuah festival yang menandai akhir Ramadhan akan diadakan untuk menciptakan suasana yang menyenangkan bagi anak-anak.
Baca juga: 10 Aturan Ramadhan di Arab Saudi, Larangan Sumbangan Buka Puasa dan Pembatasan Volume Azan
Di Perancis, ibadah puasa mungkin bukan hal yang mudah dilakukan. Menurut The Local, ini karena negara di wilayah Eropa utara tersebut mengalami hari yang lebih panjang daripada malam di musim tertentu dan warganya hobi makan.
Selain musim dingin, Matahari di Perancis terbit sekitar pukul 06.00 dan terbenam pukul 21.30. Artinya, Muslim yang berpuasa di Perancis harus menahan diri dari makan dan minum selama lebih dari 15 jam.
Waktu sekolah dan bekerja juga tidak dikurangi. Sementara pusat perbelanjaan dan restoran buka normal. Hal ini akan menyulitkan warga Muslim Perancis saat berpuasa.
Saat istirahat bekerja, mereka akan bersama dengan orang-orang lain yang makan siang. Sementara ketika berbuka puasa, tetap ada orang yang masih kerja dan terpaksa berbuka di jalan.
Baca juga: Radio Siarkan Azan 4 Menit Lebih Awal, Warga Batal Puasa Berjemaah
Mereka hanya mengikuti pedoman Komite Ruyat-e-Hilal-Jepang yang mengikuti otoritas Islam Malaysia untuk memulai hari pertama Ramadhan.