Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelaksanaan Puasa Ramadhan di Negara Minoritas Muslim

Kompas.com - 21/03/2023, 13:30 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebagai negara dengan penduduk mayoritas menganut agama Islam, warga Indonesia menyambut datangnya bulan suci Ramadhan dengan berbagai tradisi kedaerahan, seperti padusan dan nyadran.

Keramaian Ramadhan di Indonesia tak terasa aneh, mengingat mayoritas penduduk tanah air memeluk agama Islam.

World Population Review pada 2021 mendata, paling tidak 231 juta penduduk Indonesia beragama Islam. Padahal, di saat yang sama, total warganya sebanyak 273.753.191 jiwa.

Lantas, bagaimana pelaksaan puasa Ramadhan di negara minoritas Muslim? Apakah ada keramaian seperti di Indonesia?

Baca juga: Negara dengan Durasi Puasa Ramadhan 2023 Terpanjang dan Terpendek, Adakah Indonesia?


Skandinavia

Fenomena matahari tengah malam (midnight sun) di Norwegia, Arktik. Fenomena alam ini menyebabkan malam hari tetap terang, matahari masih terlihat hingga tengah malam.SHUTTERSTOCK/Kylie Nicholson Fenomena matahari tengah malam (midnight sun) di Norwegia, Arktik. Fenomena alam ini menyebabkan malam hari tetap terang, matahari masih terlihat hingga tengah malam.
Skandinavia merupakan wilayah bagian utara Eropa yang terdiri dari Denmark, Finlandia, Norwegia, dan Swedia.

Dilansir dari Arab News, masyarakat yang tinggal di sana akan berpuasa selama lebih dari 17 jam sehari hingga matahari terbenam.

Bahkan di daerah seperti Svalbard, Norwegia, matahari tidak terbenam sama sekali dari April hingga Agustus. Akibatnya, warga di sana harus menyesuaikan dengan waktu berbuka di daerah sekitarnya.

Selama Idul Fitri, komunitas Muslim setempat akan menyewa sebuah aula tempat mereka akan melakukan shalat.

Selain itu, sebuah festival yang menandai akhir Ramadhan akan diadakan untuk menciptakan suasana yang menyenangkan bagi anak-anak.

Baca juga: 10 Aturan Ramadhan di Arab Saudi, Larangan Sumbangan Buka Puasa dan Pembatasan Volume Azan

Perancis

Di Perancis, ibadah puasa mungkin bukan hal yang mudah dilakukan. Menurut The Local, ini karena negara di wilayah Eropa utara tersebut mengalami hari yang lebih panjang daripada malam di musim tertentu dan warganya hobi makan.

Selain musim dingin, Matahari di Perancis terbit sekitar pukul 06.00 dan terbenam pukul 21.30. Artinya, Muslim yang berpuasa di Perancis harus menahan diri dari makan dan minum selama lebih dari 15 jam.

Waktu sekolah dan bekerja juga tidak dikurangi. Sementara pusat perbelanjaan dan restoran buka normal. Hal ini akan menyulitkan warga Muslim Perancis saat berpuasa.

Saat istirahat bekerja, mereka akan bersama dengan orang-orang lain yang makan siang. Sementara ketika berbuka puasa, tetap ada orang yang masih kerja dan terpaksa berbuka di jalan.

Baca juga: Radio Siarkan Azan 4 Menit Lebih Awal, Warga Batal Puasa Berjemaah

Jepang

Ilustrasi JepangUnsplash/ Redd F Ilustrasi Jepang
Food Diversity menyebut Jepang tidak memiliki satu otoritas Islam standar setingkat negara untuk menentukan hari pertama Ramadhan di seluruh Jepang.

Mereka hanya mengikuti pedoman Komite Ruyat-e-Hilal-Jepang yang mengikuti otoritas Islam Malaysia untuk memulai hari pertama Ramadhan.

Halaman Berikutnya
Halaman:

Terkini Lainnya

Konsumsi Vitamin C Berlebihan Bisa Sebabkan Batu Ginjal, Ketahui Batas Amannya

Konsumsi Vitamin C Berlebihan Bisa Sebabkan Batu Ginjal, Ketahui Batas Amannya

Tren
Melestarikan Zimbabwe Raya

Melestarikan Zimbabwe Raya

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 5-6 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 5-6 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Kronologi dan Motif Suami Mutilasi Istri di Ciamis | Peluang Indonesia vs Guinea

[POPULER TREN] Kronologi dan Motif Suami Mutilasi Istri di Ciamis | Peluang Indonesia vs Guinea

Tren
5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

Tren
Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Tren
Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Tren
Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Tren
Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Tren
Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Tren
Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

Tren
Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Tren
Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Tren
Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com