Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Jenis Sayuran yang Sebaiknya Tak Dikonsumsi Penderita Penyakit Jantung

Kompas.com - 21/01/2023, 07:05 WIB
Diva Lufiana Putri,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penyakit jantung merupakan kondisi saat jantung mengalami gangguan, mulai dari gangguan pada pembuluh, otot, katup, maupun detak atau irama jantung.

Orang dengan penyakit jantung tidak boleh mengonsumsi makanan sembarangan.

Sebab, salah konsumsi berpotensi menyebabkan gangguan pada organ vital pemompa darah ini kembali kambuh.

Sebagai sumber vitamin, mineral, dan antioksidan, sayuran umumnya sangat penting untuk kesehatan jantung, seperti menurut laman Healthline.

Kendati begitu, tak selamanya sayuran baik untuk penderita penyakit jantung. Dalam kondisi tertentu, konsumsi sejumlah sayuran dalam jumlah banyak justru bisa berakibat fatal.

Lantas, apa saja sayuran yang sebaiknya tidak dimakan penderita penyakit jantung?

Baca juga: Jenis Sayuran yang Picu Rematik Kambuh


Sayuran pantangan penderita penyakit jantung

Sayuran yang dianggap sehat tak selalu baik bagi penderita penyakit jantung.

Dirangkum dari berbagai sumber, berikut beberapa sayuran yang sebaiknya tak dikonsumsi orang dengan penyakit jantung:

1. Sayur yang mengandung gas

Menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes), penderita penyakit jantung terutama penyakit jantung koroner sebaiknya mengurangi sayuran yang mengandung gas.

Beberapa sayuran dengan kandungan gas tersebut termasuk kol, lobak, dan nangka muda.

Penyakit jantung koroner sendiri terjadi saat suplai darah ke jantung tersumbat atau terganggu oleh penumpukan zat lemak di arteri koroner.

Gangguan yang juga disebut sebagai penyakit arteri koroner ini merupakan salah satu penyakit paling banyak menyebabkan kematian.

Baca juga: Beberapa Sayuran Tak Boleh Dimakan Penderita Batu Ginjal, Apa Saja?

2. Sayuran hijau yang kaya vitamin K

Sayuran hijau merupakan sumber vitamin K yang membantu melindungi pembuluh nadi atau arteri. Namun, vitamin K juga perlu diwaspadai karena bisa menyebabkan pembekuan darah.

Dilansir dari laman Kemenkes, proses pembekuan darah terjadi akibat aktivasi sistem pembekuan darah yang membutuhkan vitamin K sebagai aktivatornya.

Dengan begitu, keberadaan vitamin K bisa membantu terbentuknya pembekuan darah.

Halaman Berikutnya
Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com