Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Shakespeare Mempolitisasi Cordelia

Kompas.com - 29/12/2022, 05:40 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

KING Lear merupakan mahakarya William Shakespeare terinspirasi oleh legenda Raja Leir yang menurut Geoffrey Of Monmouth adalah putra mahkota Raja Baldrud yang memiliki tiga putri tanpa memiliki putra seorang.

Putri bungsu King Lear bernama Cordelia. Di antara para tokoh perempuan di dalam mahakarya Shakespeare, memang Cordelia tidak sepopuler Julia atau Ophelia.

Namun sebenarnya karakter Cordelia di dalam tragedi King Lear justru memegang perang penting untuk disimak.

Berdasar khayalan Shakespeare, alkisah Raja Lear di usia lanjut ingin membagi kerajaannya menjadi tiga bagian untuk dibagi ke tiga putrinya, Goneril, Regan, dan Cordelia.

Sebelum membagi, Raja Lear bertanya ke masing-masing tiga putrinya mengenai seberapa besar mereka mencintai ayahnya.

Goneril dan Regan cukup munafik untuk menyenangkan ayahnya dengan pernyataan bahwa mereka berdua menyayangi Raja Lear tanpa batas dan tanpa syarat secara tak terhingga.

Cordelia jujur menyatakan bahwa apabila nanti menikah, maka akan berbagi kasih-sayang kepada ayahnya dengan kepada suaminya.

Mendengar kejujuran putri bungsunya itu Raja Lear murka maka mengusir Cordelia ke Perancis, sementara kerajaan Inggris dibagi dua untuk dibagikan kepada Goneril dan Regan.

Namun dalam perjalanan kisah khayalan Shakespeare kemudian terbukti Gorneril dan Reagan setelah memperoleh kekuasaan tega menyengsarakan ayah kandungnya sendiri.

Dari Perancis, di mana Cordelia menikah dengan Raja Perancis berang melihat ayahnya disengsarakan oleh kedua saudaranya, maka Cordelia membawa tentara Perancis untuk menyelamatkan dan mengembalikan Raja Lear ke tahta kerajaan.

Sayang Cordelia dikhianati oleh orang dalam istana Inggris sehingga terbunuh. Raja Lear merangkul jenazah Cordelia sambil menyesali keputusan dirinya mengusir Cordelia karena keliru menganggap Cordelia tidak mencintai dirinya.

Berbagai pihak termasuk saya kurang menyukai versi Shakespeare tentang riwayat Cordelia sebagai putri paling setia kepada ayahnya justru berakhir secara tragis.

Ada kesejajaran ironi antara Cordelia dengan Sukrasana di mana keduanya justru binasa akibat kesetiaan yang Cordelia berikan kepada King Lear dan Sukrasana berikan kepada Sumantri.

Pada kisah legenda Raja Leir versi Geoffrey, padahal Cordelia berhasil menyelamatkan ayahnya kemudian tinggal bersama King Lear sebagai raja Inggris setelah menaklukkan para pengkhianat terhadap kerajaan Inggris.

Terkesan Shakespeare tidak bisa mengampuni Cordelia yang sempat bersekongkol dengan Perancis sebagai musuh bebuyutan Inggris seperti halnya rakyat Inggris tidak bisa mengampuni Mary Stuart yang juga sebagai umat Katolik sempat bersekutu dengan Perancis demi merebut tahta Inggris untuk dirinya sendiri agar putra Mary Stuart, James dapat melanjutkan dinasti Stuart di Inggris.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com