Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2 Kali Dicuri, Ini Sejarah Trofi Piala Dunia dari Masa ke Masa

Kompas.com - 16/12/2022, 18:05 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Final Piala Dunia 2022 mempertemukan Argentina vs Perancis, Minggu (18/12/2022) pukul 22.00 WIB. 

Lionel Messi atau Kylian Mbappé, salah satunya akan membawa pulang trofi Piala Dunia ke negaranya masing-masing. 

Trofil Piala Dunia memiliki desain berupa dua manusia yang memegang bumi. Trofi tersebut mempunyai tinggi 36,8 centimeter, berat 6,142 kilogram, dan terbuat dari emas 18 karat.

Trofi Piala Dunia memiliki sejarah panjang, seperti juga umur Piala Dunia yang pertama kali digelar tahun 1930. Dalam sejarahnya, trofi Piala Dunia pernah dua kali dicuri. 

Baca juga: Trofi Piala Dunia Asli Tidak Boleh Dibawa Pulang Negara Pemenang, Ini Alasannya...

Pertama kali diciptakan tahun 1930

Ratu Elizabeth II ketika menyerahkan trofi Piala Dunia 1966 kepada kapten timnas Inggris, Bobby Moore, di Stadion Wembley. Ratu Elizabeth II meninggal dunia pada Jumat (9/9/2022 dini hari WIB.AFP Ratu Elizabeth II ketika menyerahkan trofi Piala Dunia 1966 kepada kapten timnas Inggris, Bobby Moore, di Stadion Wembley. Ratu Elizabeth II meninggal dunia pada Jumat (9/9/2022 dini hari WIB.

Perlu diketahui bahwa diciptakannya trofi Piala Dunia beriringan dengan dicetuskannya Piala Dunia yang pertama kali digelar pada tahun 1930.

Pada saat itu, Uruguay menjadi tuan rumah Piala Dunia pertama usai Presiden FIFA, Jules Rimet, menggagas turnamen sepakbola antarnegara ini.

Dilansir dari History, Jules adalah Presiden FIFA yang terpilih pada tahun 2021. Ia lahir di Theuley-les-Lavoncourt, sebuah desa kecil di Perancis, pada 14 Oktober 1873.

Jules adalah sosok yang mencintai olahraga, bahkan ia terlibat dalam pendirian sebuah klub olahraga di Paris bernama Red Star.

Dari situlah, ia membantu kemajuan sepakbola di Prancis dan selanjutnya menduduki jabatan sebagai Presiden Federasi Sepakbola Prancis yang pertama pada tahun 1919.

Baca juga: Daftar Lengkap Wasit Final Piala Dunia 2022: 4 Orang Polandia Beraksi

Perjalanannya di dunia sepakbola lantas berlanjut sebagai Presiden FIFA yang ketiga dan momen inilah yang dimanfaatkan untuk menginisasi gelaran Piala Dunia pertama.

Dilansir dari Olympics, pembuatan trofi untuk calon pemenang Piala Dunia pertama ini dipercayakan kepada Abel Lafleur.

Lafleur adalah seorang pematung asal Perancis yang mendesain trofi Piala Dunia pertama yang menampilkan desain patung emas Nike.

Nike adalah dewi kemenangan Yunani yang digambarkan pada trofi Piala Dunia dengan piala bersegi delapan yang berada di atas kepalanya lengkap dengan karangan bunga di lehernya.

Diberi nama Jules Rimet

Jules Rimet (kiri) selaku Presiden FIFA kala itu memberikan trofi Piala Dunia kepada Presiden Federasi Sepak Bola Uruguay Dr Raul Jude sebelum pertandingan final Piala Dunia 1930, 5 Juli 1930. Tuan rumah Uruguay menjadi juara edisi perdana Piala Dunia usai mengalahkan Argentina dengan skor 4-2 pada laga yang digelar di Stadion Centenario, Montevideo.STAFF/OFF/AFP Jules Rimet (kiri) selaku Presiden FIFA kala itu memberikan trofi Piala Dunia kepada Presiden Federasi Sepak Bola Uruguay Dr Raul Jude sebelum pertandingan final Piala Dunia 1930, 5 Juli 1930. Tuan rumah Uruguay menjadi juara edisi perdana Piala Dunia usai mengalahkan Argentina dengan skor 4-2 pada laga yang digelar di Stadion Centenario, Montevideo.

Pada awalnya, trofi Piala Dunia diberi nama Victory yang terbuat dari perak murni dengan lapisan emas.

Tinggi dari trofi ini 35 centimeter, berat 3,8 kilogram, dan bagian dasarannya terbuat dari lapis lazuli atau batu semi mulia.

Tapi, nama Victory lantas diganti menjadi Jules Rimet pada tahun 1946 untuk menghormati Jules Rimet sebagai penggagas Piala Dunia pertama.

Trofi tersebut sempat diangkut menggunakan kapal Conte Verde ketika berlayar menuju Uruguay yang di dalamnya terdapat Tomnas Belgia, Perancis, dan Rumania.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com