Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini, Semarang, Bandung, dan Sejumlah Kota Lainnya Alami Hari Tanpa Bayangan

Kompas.com - 11/10/2022, 07:29 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Semarang, Bandung, dan beberapa kota lainnya di Pulau Jawa akan mengalami hari tanpa bayangan pada hari ini, Selasa (11/10/2022) siang.

Hari tanpa bayangan adalah saat Matahari berada di atas, tidak ada bayangan yang terbentuk oleh benda tegak tidak berongga saat tengah hari.

Fenomena tersebut juga disebut dengan hari tanpa bayangan Matahari.

Pada 2022, sejatinya fenomena hari tanpa bayangan berlangsung mulai 7 September hingga 21 Oktober.

Fenomena ini dapat diamati dari berbagai wilayah di Indonesia dalam waktu yang berbeda tergantung dari letak geografisnya.

Baca juga: Fenomena Hari Tanpa Bayangan di Indonesia Terjadi Mulai Hari Ini, Cek Daerah, Waktu, dan Cara Menyaksikannya


Diberitakan Kompas.com, 7 September 2022, berikut sejumlah kota yang mengalami hari tanpa bayangan pada 11 Oktober 2022.

Kota yang alami hari tanpa bayangan 11 Oktober 2022

Sejumlah siswa mengamati hari tanpa bayangan di sekitar kantor BMKG Banyuwangi, Kamis (14/10/2021).Dok. BMKG Sejumlah siswa mengamati hari tanpa bayangan di sekitar kantor BMKG Banyuwangi, Kamis (14/10/2021).

  1. Sumenep: 11 Oktober, pukul 11.11.23 WIB
  2. Bangkalan: 11 Oktober, pukul 11.15.52 WIB
  3. Tuban: 11 Oktober, pukul 11.18.33 WIB
  4. Semarang: 11 Oktober, pukul 11.25.08 WIB
  5. Tegal: 11 Oktober, pukul 11.30.15 WIB
  6. Bandung: 11 Oktober, pukul 11.36.23 WIB
  7. Pelabuhanratu: 11 Oktober, pukul 11.40.37 WIB
  8. Kepulauan Kangean: 11 Oktober, pukul 11.05.29 WIB.

Baca juga: Fenomena Hari Tanpa Bayangan Mulai Hari Ini, Cek Daftar Wilayah yang Mengalaminya!

Cara saksikan hari tanpa bayangan

Untuk menyaksikan fenomena hari tanpa bayangan, peneliti dari Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Andi Pangerang memberikan tipsnya.

  • Siapkan benda tegak seperti tongkat atau spidol atau benda lain yang dapat ditegakkan
  • Letakkan di permukaan yang rata
  • Amati bayangan pada waktu yang sudah ditentukan
  • Anda dapat mengabadikan fenomena ini melalui potret foto maupun rekaman video sebagai bukti kalau pada saat tersebut bayangan benda benar-benar tidak ada
  • Jika cuaca berawan, dapat disaksikan paling cepat lima menit sebelum atau paling lambat lima menit setelah waktu yang ditentukan. Hal ini dikarenakan di luar rentang waktu lima menit, bayangan Matahari sudah muncul kembali.

Baca juga: Jawa Barat Berpotensi Cuaca Ekstrem 9-15 Oktober, Ini Peringatan BMKG

Hari tanpa bayangan terjadi dua kali setahun

Warga Semarang memastikan hari tanpa bayangan di Taman Budaya Raden Saleh Semarang, Senin (11/10/2021)KOMPAS.com/RISKA FARASONALIA Warga Semarang memastikan hari tanpa bayangan di Taman Budaya Raden Saleh Semarang, Senin (11/10/2021)

Dilansir dari laman brin, dijelaskan bahwa hari tanpa bayangan terjadi dua kali setahun untuk daerah yang terletak di antara garis balik utara dan garis balik selatan atau di sekitar garis khatulistiwa.

Sementara, untuk daerah yang terletak di garis balik utara dan garis balik selatan akan mengalami hari tanpa bayangan hanya sekali setahun.

Sedangkan di luar wilayah tersebut, Matahari tidak akan berada di atas kepala (zenit) ketika tengah hari sepanjang tahun.

Di Indonesia, nilai deklinasi Matahari bervariasi antara +6 hingga -11 derajat (6 derajat LU hingga 11 derajat LS) sejak pekan kedua September hingga pekan ketiga Oktober.

"Deklinasi merupakan sudut apit antara lintasan semu Matahari dengan proyeksi ekuator Bumi pada bola langit atau disebut juga dengan ekuator langit," terang Andi.

Baca juga: Heboh Asteroid Akan Tabrak Bumi dan Sebabkan Ledakan pada 22 Oktober 2022, Ini Kata BRIN

Hati-hati hoaks soal hari tanpa bayangan

Saat sinar Matahari datang tegak lurus dengan permukaan Bumi, intensitas sinar atau radiasi akan maksimum.

Akan tetapi, dikatakan Andi, intensitas ini tidak serta merta memengaruhi kenaikan suhu di permukaan Bumi saat siang hari di wilayah yang mengalami hari tanpa bayangan.

Hal ini dikarenakan kenaikan suhu tidak hanya dipengaruhi oleh sudut penyinaran, melainkan juga oleh tutupan awan, kelembaban, dan jumlah bibit awan hujan.

Semakin kecil tiga faktor tersebut, maka suhu permukaan Bumi akan semakin tinggi saat tengah hari.

"Jarak Bumi-Matahari juga sedikit berperan dalam kenaikan dan penurunan suhu rata-rata global permukaan Bumi, meskipun hanya kurang lebih 2,4 derajat celsius," katanya.

Baca juga: Viral, Unggahan Pelangi Melingkari Awan, Ini Penjelasan BRIN

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

Tren
Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Tren
Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Tren
Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Tren
Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Tren
Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Tren
Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Tren
Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Tren
Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Tren
La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

Tren
Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Tren
Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Tren
Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Tren
Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Tren
Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com