Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral, Unggahan Pelangi Melingkari Awan, Ini Penjelasan BRIN

Kompas.com - 28/08/2022, 16:05 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah unggahan yang menampilkan pelangi melingkari awan, viral di media sosial Twitter.

Dalam unggahan tersebut, tampak awan besar muncul di atas sebuah permukiman warga.

Menariknya, awan itu memiliki kilauan pelangi besar yang mengelilinginya.

Unggahan selengkapnya dapat dilihat di sini: Viral unggahan berisi foto pelangi melingkari awan.

Hingga saat ini, unggahan tersebut telah dibagikan sebanyak 3.145 kali dan disukai oleh 43,3 ribu warganet.

Baca juga: Puluhan Ribu Data Pegawai Kemenkumham Diduga Bocor, Ini Penjelasan Kemenkumham

Penjelasan BRIN

Peneliti di Pusat Sains dan Antariksa Organisasi Riset Penerbangan Antariksa (LAPAN) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Andi Pangerang mengatakan, fenomena itu disebut cloud iridescence atau awan pelangi.

Menurutnya, awan pelangi merupakan fenomena optik yang biasa diamati di awan-awan yang cukup tinggi, seperti alto stratus, alto cumulus, dan awan cirrus.

Ia menjelaskan, fenomena ini terjadi ketika sinar Matahari mengalami pembiasan oleh droplet atau kristal es.

"Memang awan pelangi ini sering muncul atau terlihat di dekat matahari," kata Andi kepada Kompas.com, Minggu (28/8/2022).

"Pada saat matahari tertutup oleh awan-awan tadi, pelangi tersebut akan melingkari awan," sambungnya.

Meski termasuk fenomena umum, ia menyebut awan pelangi hanya muncul di waktu-waktu tertentu dan cukup jarang.

Baca juga: Video Viral Detik-detik Pedagang Nyaris Tertabrak Kereta di Bandung, Diselamatkan oleh Petugas


Biasanya, awan pelangi akan muncul terutama pada Juli, Agustus, September. Bulan-bulan itu merupakan berakhirnya musim dingin di Australia.

Di waktu itu, awan-awan rendah akan lebih jarang muncul dibandingkan awan yang tinggi.

"Awan-awan rendah di bawah ribuan kilometer itu laju penguapannya cukup besar, sehingga awan rendah itu menghilang dan menyisakan awan lebih tinggi," jelas dia.

"Sementara awan lebih tinggi ini yang membiaskan sinar matahari, baik itu menjadi fenomena halo (pelangi mengelilingi matahari) maupun awan pelangi," lanjutnya.

Sama seperti pelangi pada umumnya, awan pelangi ini biasanya muncul setelah hujan atau terbentuknya kondensasi awan.

Sebagai informasi, kondensasi awan tidak selalu berbentuk droplet dan jatuh ke Bumi, tetapi bisa berupa kristal es yang akan jatuh di lapisan bawahnya dan membentuk awan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

Tren
Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Tren
Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Tren
Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Tren
Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Tren
Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Tren
Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

Tren
Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Tren
Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Tren
Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Tren
Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Tren
Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Tren
ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

Tren
Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com