Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Pita Moebius Memelintir Logika Visual

Kompas.com - 03/09/2022, 06:14 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

DI MASA kanak-kanak, saya gemar bermain menggunting kertas menjadi berbagai bentuk geometris mulai dari yang karuan sampai yang tidak karuan.

Pada suatu hari, saya iseng bermain dengan secarik kertas persegi panjang dengan panjang sekitar 20 sentimeter serta lebar sekitar 4 sentimeter, lalu merekat ke dua ujungnya sehingga kertas rectangular itu berbentuk cincin lalu saya gunting memanjang pada bagian tengah sehingga cincin kertas tersebut terbelah dua menjadi dua cincin kertas yang lepas terpisah satu dengan lainnya.

Kemudian saya iseng lanjut bermain kertas persegi panjang yang saya pelintir lalu saya rekat kedua ujung kertas terpelintir sehingga berbentuk cincin terpelintir lalu saya gunting memanjang pada bagian tengah sehingga seharusnya cincin kertas tersebut terbelah dua, namun ternyata tidak.

Ternyata yang terjadi adalah simsalabim muncul sebuah cincin kertas yang terpelintir, namun tidak terbelah dua sebab memanjang dua kali panjang cincin kertas tersebut. Bagi yang tidak percaya silakan coba sendiri.

Semula saya tidak sadar apa nama cincin kertas terpelintir itu. Namun ketika saya belajar dan mengajar di Jerman di mana kerap pinjam buku matematika dan geometrika dari perpustakaan Jerman baru saya sadar bahwa saya bermain dengan apa yang disebut sebagai Moebiusschleife dalam bahasa Jerman alias Moebius Band atau Moebius Strip dalam bahasa Inggris serta Pita Moebius dalam bahasa Indonesia.

Sebenarnya tersedia penjelasan dengan menggunakan rumusan matematikal mau pun geometrikal tentang fenomena Pita Moebius. Namun bagi saya yang dungu matematika terlalu rumit untuk mampu menuliskannya di naskah ini.

Saya sekadar berkisah bahwa konon Moebiusschleife pertama kali ditemukan oleh matematikawan Jerman pelopor topologi bernama August Ferdinand Moebius pada bulan September 1858, meski secara mandiri tanpa keterkaitan dua bulan sebelumnya sesama matematikawan Jerman bernama Johann Benedict Listing sebenarnya juga bereksperimen dengan obyek yang sama dan serupa.

Namun nama yang kemudian diabadikan pada sejarah matematika sebagai pembuat pita ajaib bukan Listing, tetapi Moebius.

Sementata Listing diabadikan sebagai orang yang pertama kali menggunakan istilah topologi.

Di khasanah seni rupa dua dimensional, Pita Moebius tampil pada karya lukisan tidak berjudul yang diciptakan Corrado Cagli pada tahun 1947 serta dua karya grafis M.C.Escher berjudul Moebius Band I (1961) dengan menampilkan semut-semut berjalan tanpa akhir mengitari permukaan Pita Moebius dan Moebius Band II (1963) dengan ikan-ikan pipih berenang mengarungi permukaan sebuah Pita Moebius.

Moebius Band juga popular sebagai mathematical sculpture semisal Endless Ribbon karya Max Bill, Infinity karya Jose de Revera, Immortality karya John Robinsion serta Continuum sebagai satu di antara variasi terhadap Pita Moebius karya Charles O. Perry.

Lambang daur ulang (recycling symbol) juga menggunakan bentuk Pita Moebius. Bangunan arsitektural yang menggunakan bentuk Pita Moebius adalah NASCAR Hall of Fame.

The Brazilian Instituto Nacional de Matemática Pura e Aplicada menggunakan Pita Moebius sebagai logo resmi lembaga matematika Brasil tersebut.

Pada tahun 2006, Pedro Reyes membuat sebuah sofa berbentuk Pita Moebius, sementara perancang busana Elizabeth Zimmermann membuat selendang berbentuk Pita Moebius serta di bidang kuliner Pita Moebius juga menginspirasi bentuk pasta, roti bagel dan bacon.

Mungkin ada juga kwee tiauw alias mie gepeng terpelintir seperti Pita Moebius, namun saya belum pernah melihatnya apalagi memakannya.

Sementara cukup banyak gelang dan kalung perhiasan sengaja dibentuk sebagai Pita Moebius.

Pada tahun kelahiran saya, yaitu 1949, perusahaan B.F. Goodrich mempatenkan sabuk konveyor dipelintir sehingga berbentuk Pita Moebius yang dijamin lebih awet dalam penggunaan karena ke dua permukaannya aus secara adil dan merata.

Satu di antara 14 kanon pada mahakarya Johann Sebastian Bach BMW 1087: Variasi Goldberg untuk clavicembalo menampilkan refleksi simetri terpelintir seperti yang tampil pada sosok Pita Moebius.

Sebenarnya masih banyak lagi properti, konstruksi serta aplikasi Pita Moebius, namun dalam kesempatan dengan ruang terbatas naskah ini sebaiknya saya berhenti membahas Pita Moebius sampai di sini saja dulu agar di masa mendatang, saya masih memiliki bahan serta alasan untuk menulis tentang Pita Moebius nan memang serba menarik akibat fantastis berselubung misteri yang memelintir logika visual.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Tren
Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Tren
Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Tren
Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Tren
Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Tren
Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Tren
3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Tren
Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Tren
'Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... '

"Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... "

Tren
Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Tren
Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain'

Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain"

Tren
Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Tren
Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Tren
Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com