KOMPAS.com - Perhiasan emas terdiri dari beberapa kadar karat yang berbeda.
Kadar karat ini menentukan seberapa tinggi tingkat kemurnian sebuah item perhiasan emas yang juga berpengaruh pada tinggi-rendah harga jualnya.
Pasalnya, semakin tinggi kadar karatnya, maka akan semakin besar komposisi emas dalam perhiasan tersebut.
Baca juga: Manfaat Lain Kentang, Membersihkan Lensa hingga Menghilangkan Karat
Apa itu karat?
Berdasarkan informasi dari organisasi Dewan Emas Dunia atau World Gold Council, karat merupakan besaran kemurnian dari sebuah emas.
Lebih jelasnya, karat adalah ukuran untuk mengetahui tingkat kemurnian emas yang dipadukan dengan bahan logam lainnya.
Baca juga: 4 Cara Menghilangkan Karat pada Gunting dan Pisau Dapur
Untuk diketahui, emas dalam bentuk perhiasan adalah bukan 100 persen emas murni, melainkan merupakan campuran antara Emas (Au) dan Silver (Ag), bahkan beberapa jenis ada juga yang dicampur dengan Tembaga (Cu), Seng (Zn), juga Paladium (Pd).
Oleh karena itu kadar karatnya berbeda-beda, ada yang 9k, 10k, 14k, 18k, juga 22k.
Semakin rendah karat semakin sedikit pula kandungan bahan emas di dalamnya.
Hal lain, perpaduan berbagai bahan logam itu juga berpengaruh pada hasil akhir emas yang dibuat. Misalnya kita mengenal ada emas kuning, emas putih, dan emas merah (rose gold).
Baca juga: 10 Negara Produsen Emas Terbesar di Dunia, Indonesia Nomor Berapa?
Kembali ke kandungan emas, emas murni yang tanpa memiliki campuran apa pun, kadar karatnya adalah 24k.
Dengan begitu, perhiasan emas 9k berarti dapat dipahami sebagai perhiasan dengan kandungan emas sebesar 37,5 persen.
Selanjutnya perhiasan emas 10k terdiri 41,6 persen emas; 14k adalah 58,3 persen, 18k adalah 75 persen, dan 22k adalah 91,6 persen.
Kandungan selebihnya adalah campuran logam lain.
Baca juga: Cara Gadai Emas di Pegadaian, Apa Saja Syaratnya?