Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai Fenomena Citayam Fashion Week, Ini Penjelasan Sosiolog

Kompas.com - 18/07/2022, 18:30 WIB
Diva Lufiana Putri,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Fenomena "Citayam Fashion Week" di kawasan Jalan Sudirman, DKI Jakarta, masih menarik perhatian masyarakat.

Fenomena ini bermula dari muda-mudi yang mayoritas berasal dari daerah penyangga Jakarta seperti Depok, serta Citayam dan Bojong Gede, Kabupaten Bogor.

Mereka memenuhi kawasan bisnis SCBD dengan gaya busana nyentik dan dominasi warna monokrom.

Bahkan kini, tak sedikit yang menyebut kawasan bisnis SCBD bukan lagi merujuk Sudirman Central Business District, melainkan Sudirman, Citayam, Bojong Gede, dan Depok.

Lantas, bagaimana sosiolog memandang fenomena ini?

Baca juga: Mengenal SCBD dan Fenomena Citayam Fashion Week

Bentuk kreativitas

Sosiolog dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Dr Drajat Tri Kartono mengungkapkan, Citayam Fasion Week merupakan salah satu bentuk kreativitas yang disebut dengan fashion.

"Street fashion ini memang merupakan gejala yang muncul di berbagai dunia, di Jepang, itu juga ramai di Korea, bahkan di negara-negara Amerika dan Eropa," kata Drajat kepada Kompas.com, Senin (18/7/2022).

Menurutnya, street fashion adalah salah satu cara anak-anak muda untuk menonjolkan identitas dirinya.

Dengan street fashion, mereka akan menarik perhatian, menghimpun kumpulan orang, serta membuat orang-orang mengakui dirinya.

Tak hanya bentuk kreativitas, kerumunan atau crowd yang berhasil dihimpun oleh fenomena Citayam Fashion Week juga bisa dimanfaatkan untuk berbagai hal oleh masyarakat.

"Nanti crowd itu bisa dimanfaatkan untuk macam-macam, termasuk para artis dan industri fashion," tutur Drajat.

Baca juga: Respons Fenomena Citayam Fashion Week, Pemkot Depok Ingin Trotoar Margonda Diperlebar Jadi 4 Meter

Subversif perkotaan

Drajat memandang, fenomena Citayam Fashion Week sebagai urban subversif atau subversif perkotaan.

"Subversif di sini dalam artian bahwa ada inisiatif, kreativitas, dan langkah nyata dari masyarakat yang tidak mendapatkan akses pada kebutuhan yang dibutuhkan," jelas Drajat.

Lebih lanjut, ia menyampaikan, masyarakat membutuhkan pakaian yang bagus dan diakui. Namun, tak semua pakaian tersebut bisa didapat dengan harga terjangkau.

Beberapa masyarakat juga memiliki keinginan untuk mengikuti ajang mode seperti fashion show.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com