Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siaran TV Analog Dimatikan Mulai Hari Ini, Ini Cara Cek Sinyal TV Digital

Kompas.com - 30/04/2022, 16:00 WIB
Diva Lufiana Putri,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Mulai hari ini, Sabtu (30/4/2022), Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) akan menghentikan siaran TV analog tahap pertama.

Penghentian TV analog di Indonesia dilakukan dalam tiga tahap, serta dijadwalkan rampung selambat-lambatnya pada 2 November 2022.

Dilansir dari UII, TV analog adalah siaran televisi yang ditransmisikan melalui sinyal radio dalam format audio dan video.

Sinyal video ditransmisikan dalam gelombang Amplitudo Modulation (AM), sedangkan audio ditransmisikan dalam Frequency Modulation (FM).

Transmisi sinyal analog rentan mengalami gangguan noise elektronik. Sehingga siaran TV akan mengalami ghosting atau berbayang dan snowy atau noise, atau yang lebih dikenal dengan sebutan “semut”.

“Semut” yang muncul dalam siaran, tergantung pada jarak dan lokasi geografis TV yang menerima sinyal.

Untuk itu, kualitas siaran TV analog sangat dipengaruhi oleh jarak dan lokasi TV penerima sinyal dengan pemancar sinyal.

Berbeda dengan TV digital, yang mana tidak akan kehilangan sinyal bahkan jika jarak televisi jauh dari pemancar sinyal.

Baca juga: Daftar Kabupaten/Kota yang Tak Bisa Saksikan Siaran TV Analog Saat Lebaran

Cara cek sinyal siaran TV digital

Sebelum beralih ke TV digital, masyarakat bisa memastikan ketersediaan sinyal TV digital di wilayahnya secara mandiri.

Berikut cara cek sinyal siaran TV digital, dikutip dari Indonesia Baik:

  1. Unduh aplikasi “Sinyal TV Digital” di Google Play Store atau App Store.
  2. Setelah terunduh dan terpasang, buka aplikasi.
  3. Izinkan jika aplikasi meminta akses lokasi Anda.
  4. Setelah diizinkan, aplikasi akan menampilkan peta sesuai lokasi Anda.
  5. Di bagian kiri bawah terdapat menu “Legend” yang jika dibuka akan memberikan informasi sinyal televisi terlemah hingga terkuat.
  6. Cek warna pada peta untuk mengetahui ketersediaan sinyal diaran digital
  7. Terdapat pula keteranagan terkait warna. Merah berarti sinyal bagus, hijau atau kuning artinya sedang, dan abu-abu berarti kurang jelas.

Sementara itu, untuk mengetahui jadwal penghentian TV analog, bisa melakukan cek status siaran per wilayah melalui laman siarandigital.kominfo.go.id.

Baca juga: Berikut Sejumlah Daerah di Jawa yang Tak Bisa Menikmati Siaran TV Analog Mulai Hari Ini

Keuntungan migrasi TV analog ke TV digital

Dikutip dari Indonesia Baik, migrasi siaran TV analog ke TV digital bisa menghemat pita frekuensi hingga 112 MHz.

Ketersediaan frekuensi setelah migrasi tersebut akan berdampak pada persiapan jaringan 5G di Indonesia.

Melalui TV digital pula masyarakat bisa mendapatkan kualitas siaran gambar dengan resolusi tinggi dan suara yang lebih jernih.

Tak hanya itu, pilihan saluran atau channel televisi yang tersedia juga lebih banyak dan bisa didapatkan secara gratis.

Berikut daftar kelebihan siaran TV digital:

  1. Kualitas siaran yang lebih stabil dan tahan terhadap gangguan seperti interferensi, suara dan/atau gambar rusak, berbayang, dan sebagainya.
  2. Memungkinkan siaran dengan resolusi HDTV secara lebih efisien.
  3. Kemampuan penyiaran multichannel dan multiprogram dengan pemakaian kanal frekuensi yang lebih efisien.
  4. Kemampuan transmisi audio, video, serta data sekaligus.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Tren
Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Tren
Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Tren
Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Tren
Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Tren
Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Tren
3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Tren
Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Tren
'Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... '

"Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... "

Tren
Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Tren
Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain'

Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain"

Tren
Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Tren
Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Tren
Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com