KOMPAS.com - Jenis virus corona baru kembali teridentifikasi dan menginfeksi ratusan orang di Inggris.
Mutasi baru ini ditemukan di tengah tingginya kasus infeksi di negara tersebut.
Diidentifikasi sebagai XE, merupakan subvarian baru dari varian Omicron yang pertama kali terdeteksi pada 19 Januari 2022.
Seperti apa karakteristiknya? Berikut penjelasan terkait varian corona XE:
Baca juga: Satgas Covid-19: Varian Baru Corona XE Lebih Menular dari BA.2
Dilansir dari Independent, Senin (4/4/2022), virus corona XE merupakan turunan dari varian Omicron asli atau BA.1 dan turunannya, yakni BA.2.
Mutasi semacam ini juga disebut sebagai rekombinan.
XE pertama kali ditemukan di Inggris dan berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), varian ini bisa saja lebih menular dari inangnya.
Akan tetapi, WHO menggarisbawahi, klaim ini masih membutuhkan banyak penelitian lanjutan.
Baca juga: Satgas: Varian Virus Corona XE Belum Ditemukan di Indonesia
XE ini termasuk virus corona baru yang merupakan subvarian dari Omicron.
Kendati demikian, hingga kini, masih belum cukup data terkumpul terkait gejala baru XE jika dibandingkan varian-varian corona sebelumnya.
Pada umumnya, gejala yang ditimbulkan dari infeksi varian Omicron, termasuk subvarian XE adalah berupa pilek, khususnya pada mereka yang sudah divaksinasi.
Selain pilek, gejala lainnya adalah bersin dan sakit tenggorokan.
Baca juga: Varian Baru Covid-19 XE Terdeteksi di Inggris, Lebih Menular dari BA.2
Pakar kesehatan publik dari Boston Children's Hospital John Brownstein mengatakan, varian rekombinan semacam ini sudah sering muncul dan tidak perlu dikhawatirkan.
Bahkan, ia menyebut varian-varian seperti ini bisa hilang dengan sendirinya.
"Saat ini, tidak ada kekhawatiran terhadap kesehatan publik. Varian rekombinan akan terus bermunculan. Pada kenyataannya, ini adalah subvarian XE itu berarti kita sudah mendeteksi subvarian XA, XB, XC, dan XD," kata dia, dilansir dari ABC, Selasa (5/4/2022).
"Dan tidak ada satu pun dari mereka yang berubah menjadi hal yang benar-benar harus diwaspadai," lanjut dia.
Sejauh ini, tidak ada laporan infeksi XE ini terjadi di negara lain mana pun, termasuk Amerika Serikat.
Sementara di Inggris, berdasarkan data yang dirilis 22 Maret 2022, jumlah infeksi XE yang ditemukan sudah mencapai 637 kasus.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.