Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengguna Diajak Hapus Google Chrome di Ponsel Android, Ada Apa?

Kompas.com - 09/11/2021, 14:30 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Baru-baru ini, Forbes menulis laporan terkait isu keamanan data bagi pengguna Google Chrome di ponsel.

Dalam laporan yang ditulis oleh ahli keamanan siber Zak Doffman tersebut, aplikasi peramban Google Chrome disebut memanen data sensitif tanpa disadari pengguna.

Data tersebut dari sensor akselerometer atau sensor gerak di Google Chrome yang dapat diakses oleh semua situs web secara default.

Namun, sebagian besar script (skrip) yang berasal dari pihak ketiga diduga telah memanfaatkannya untuk mengukur interaksi dan impresi iklan, hingga untuk melacak perangkat.

Para pengguna pun diperingatkan mengenai masalah tersebut dan melakukan antisipasi.

Baca juga: Cara Memanfaatkan Google Chrome dalam Kondisi Offline

Sensor gerak atau akselerometer

Peneliti keamanan Tommy Mysk telah memeringatkan bahwa sensor gerak dapat diakses oleh semua situs web di Android atau Chrome secara default.

Pengaturan sensor gerak di Chrome ini, dikatakan Mysk, tetap aktif meski di mode penjelajahan pribadi atau "incognito".

Dikutip dari Fossbytes, Mysk mengatakan, aplikasi dengan akses akselerometer dapat memberitahu jika pengguna sedang menggunakannya, sembari berbaring, duduk, berjalan-jalan, atau bersepeda.

Google Chrome, secara default, membagikan data akselerometer itu ke websites atau situs-situs yang dikunjungi.

Namun diketahui, mayoritas skrip (script) dari pihak ketiga yang diduga menggunakan data sensor gerak tersebut untuk mengukur interaksi iklan, memverifikasi tayangan iklan, dan pelacakan perangkat.

Analisis dari peneliti juga menemukan beberapa skrip mengirimkan data sensor gerak mentah itu ke server jarak jauh atau remote server.

Pengaturan sensor gerak aktif secara default, penyalahgunaan data oleh pihak ketiga, serta risiko keamanan yang bisa terjadi inilah yang menjadi kekhawatiran, hingga memunculkan ajakan untuk mengganti Google Chrome di Android.

Kendati demikian, Google telah memberikan pembelaannya.

Tanggapan dari Google

Menanggapi masalah tersebut, Google telah menjelaskan bahwa pihaknya telah membatasi sensor gerak di Chrome.

Sejak 2019, Google Chrome memiliki kontrol yang memungkinkan pengguna memblokir situs web agar tidak mengakses sensor gerak perangkat sama sekali.

"Kami memperlakukan keamanan pengguna dan privasi secara serius, dan kami selalu mengupayakan cara baru untuk meningkatkan keamanan dan privasi di Chrome,” kata Google, seperti dikutip dari Forbes.

Pengaturan sensor gerak di Google Chrome ini memang aktif secara default. Namun, pengguna dapat menonaktifkannya secara manual di bagian pengaturan.

Baca juga: Butuh 17 Juta Tahun untuk Memainkan Game T-Rex Google Chrome


Cara nonaktifkan sensor gerak Chrome di Android 

Pengguna dapat menonaktifkan akses ke sensor gerak di Chrome pada Android di "Pengaturan Situs", meski Google merekomendasikan membiarkannya menyala.

Berikut caranya:

  1. Tap bagian pengaturan di pojok kanan atas.
  2. Tap Settings
  3. Skrol ke bawah, tap “Site Settings”.
  4. Skrol ke bagian “Motion sensors”
  5. Geser untuk nonaktifkan sensor gerak.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Kebun Binatang di China Ubah Anjing Menyerupai Panda, Tuai Kecaman Pengunjung

Kebun Binatang di China Ubah Anjing Menyerupai Panda, Tuai Kecaman Pengunjung

Tren
Buntut Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Kemenhub Tuntut ASN Jaga Etika

Buntut Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Kemenhub Tuntut ASN Jaga Etika

Tren
Pekerjaan untuk Juru Parkir Liar Minimarket

Pekerjaan untuk Juru Parkir Liar Minimarket

Tren
Benarkah Kenaikan UKT Belakangan karena Campur Tangan Pemerintah?

Benarkah Kenaikan UKT Belakangan karena Campur Tangan Pemerintah?

Tren
Demonstran Israel Blokir Jalan dengan Batu, Truk Bantuan ke Gaza Tak Bisa Lewat

Demonstran Israel Blokir Jalan dengan Batu, Truk Bantuan ke Gaza Tak Bisa Lewat

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 11-12 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 11-12 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Media Asing Soroti Indonesia Vs Guinea | Ikan Tinggi Vitamin D

[POPULER TREN] Media Asing Soroti Indonesia Vs Guinea | Ikan Tinggi Vitamin D

Tren
Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Tren
Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli 'Cash', Ini Faktanya

Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli "Cash", Ini Faktanya

Tren
Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Tren
Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Tren
Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Tren
Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Tren
Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Tren
Daftar Bansos yang Cair Mei 2024, Ada PKH dan Bantuan Pangan Non-tunai

Daftar Bansos yang Cair Mei 2024, Ada PKH dan Bantuan Pangan Non-tunai

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com