Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bergejala Covid-19 tapi Takut Periksa? Simak Penjelasan Epidemiolog

Kompas.com - 19/05/2021, 10:44 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kasus Covid-19 di Indonesia masih terus mengalami kenaikan hingga Rabu (19/5/2021).

Data Satgas Covid-19 per Selasa,18 Mei 2021, total kasus Covid-19 di Tanah Air saat ini mencapai 1.748.230 kasus.

Sementara, angka kematian akibat Covid-19 mencapai 48.477. Sejauh ini tercatat ada 87.514 kasus aktif Covid-19.

Baca juga: Penumpang KRL Kini Wajib Pakai Baju Lengan Panjang, Memangnya Efektif?

Kasus aktif ialah pasien yang masih terkonfirmasi positif virus corona, dan menjalani perawatan di rumah sakit atau isolasi mandiri.

Meski penularan terus meluas dan orang-orang mulai menunjukkan gejala, tetapi masih banyak pihak yang tidak mau memeriksakan diri.

Orang-orang takut jika dinyatakan positif Covid-19, ruang geraknya dibatasi atau mendapat stigma dari masyarakat.

Baca juga: Daftar Terbaru Daerah yang Masuk Zona Merah dan Hijau Covid-19 di Indonesia, Mana Saja?

Berikut ini beberapa twit tentang takut periksa meski bergejala:

Baca juga: UPDATE Corona 19 Mei: 10 Negara Kasus Tertinggi | Pasien Covid-19 India Dirawat di Bawah Pohon

Mengapa lebih baik periksa saat bergejala Covid-19?

Epidemiolog Universitas Griffith Dicky Budiman mengungkapkan menurut proyeksinya saat ini masyarakat Indonesia yang terinfeksi mencapai lebih dari 80 persen dan mereka memilih untuk mengobati secara mandiri di rumah.

"Lebih dari 80 persen sekarang proyeksinya, mengobati sendiri di rumah," ujar Dicky pada Kompas.com, baru-baru ini.

Padahal, menurutnya masyarakat perlu memeriksakan diri ke dokter karena Covid-19 bukanlah penyakit yang bisa dianggap remeh.

"Bahkan yang tidak bergejala pun bisa mengalami kerusakan organ minimal paru dan jantung pada 50 persennya," ungkapnya.

Baca juga: Simak 3 Gejala Baru Covid-19, dari Anosmia hingga Parosmia

Efek jangka panjang

Selain itu, kata Dicky, ada potensi penurunan kualitas jangka panjang. Lalu ada juga efek jangka panjang lainnya yaitu long Covid-19.

"Nah ini kenapa perlu deteksi dini, karena ini masalah kualitas manusia ke depan," tutur Dicky.

Dihubungi terpisah, epidemiolog Universitas Airlangga (Unair) Windhu Purnomo menjelaskan peran aktif dari kedua belah pihak dibutuhkan, tak hanya dari masyarakat yang mau diperiksa.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

16 Negara yang Lolos Berlaga di Sepak Bola Olimpiade Paris 2024, Termasuk Guinea

16 Negara yang Lolos Berlaga di Sepak Bola Olimpiade Paris 2024, Termasuk Guinea

Tren
Duduk Perkara Rektor Unri Polisikan Mahasiswa yang Protes UKT, Berakhir Cabut Laporan

Duduk Perkara Rektor Unri Polisikan Mahasiswa yang Protes UKT, Berakhir Cabut Laporan

Tren
Jarang Diketahui, Ini 9 Manfaat Jalan Kaki Tanpa Alas Kaki di Pagi Hari

Jarang Diketahui, Ini 9 Manfaat Jalan Kaki Tanpa Alas Kaki di Pagi Hari

Tren
Muncul Fenomena ASI Bubuk, IDAI Buka Suara

Muncul Fenomena ASI Bubuk, IDAI Buka Suara

Tren
Ramai soal ASI Bubuk, Amankah Dikonsumsi Bayi?

Ramai soal ASI Bubuk, Amankah Dikonsumsi Bayi?

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang 10-11 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang 10-11 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Pertandingan Indonesia Vs Guinea | Wacana Pembongkaran Separator Ring Road Yogyakarta

[POPULER TREN] Pertandingan Indonesia Vs Guinea | Wacana Pembongkaran Separator Ring Road Yogyakarta

Tren
Situs Panganku.org Beralih Fungsi Jadi Judi Online, Kemenkes dan Kemenkominfo Buka Suara

Situs Panganku.org Beralih Fungsi Jadi Judi Online, Kemenkes dan Kemenkominfo Buka Suara

Tren
Kapan Pengumuman Hasil Tes Online 1 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Kapan Pengumuman Hasil Tes Online 1 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Tren
Ramai soal Surat Edaran Berisi Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik, Ini Kata DLH

Ramai soal Surat Edaran Berisi Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik, Ini Kata DLH

Tren
Saat Penyambut Tamu Acara Met Gala Dipecat karena Lebih Menonjol dari Kylie Jenner...

Saat Penyambut Tamu Acara Met Gala Dipecat karena Lebih Menonjol dari Kylie Jenner...

Tren
Kronologi dan Motif Ibu Racuni Anak Tiri di Rokan Hilir, Riau

Kronologi dan Motif Ibu Racuni Anak Tiri di Rokan Hilir, Riau

Tren
Rumah Sakit di Rafah Kehabisan Bahan Bakar, WHO: Penutupan Perbatasan Halangi Bantuan

Rumah Sakit di Rafah Kehabisan Bahan Bakar, WHO: Penutupan Perbatasan Halangi Bantuan

Tren
Cerita Rombongan Siswa SD 'Study Tour' Pakai Pesawat Garuda, Hasil Nabung 5 Tahun

Cerita Rombongan Siswa SD "Study Tour" Pakai Pesawat Garuda, Hasil Nabung 5 Tahun

Tren
Viral, Video Kucing Menggonggong Disebut karena 'Salah Asuhan', Ini Kata Ahli

Viral, Video Kucing Menggonggong Disebut karena "Salah Asuhan", Ini Kata Ahli

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com