KOMPAS.com - Momen Lebaran atau Idul Fitri tinggal hitungan hari. Umat Muslim akan merayakannya dengan berkumpul bersama keluarga atau kerabat dekat.
Ketika berkumpul bersama keluarga, tidak jarang ada famili yang menanyakan hal-hal pribadi kepada kita.
Seperti "Kapan lulus?", "Bekerja di mana?", "Kapan nikah?", "Kapan punya anak?", dan pertanyaan klise lainnya.
Deretan pertanyaan tersebut bagi sebagian orang terasa biasa dan dianggap basa-basi untuk memulai obrolan. Namun tak sedikit yang merasa risih.
Baca juga: Sejarah dan Alasan Tidak Ada Ayah dalam Gambar Kaleng Khong Guan
tarif pertanyaan lebaran
— Andrew (@Andrewvnsyrf) May 8, 2021
kapan wisuda? 5jt
kerja dimana? 10jt
pacarnya mana? 50jt
kapan nikah? 100jt
“Kapan nikah?” adalah pertanyaan yang mungkin akan kamu dapatkan sebentar lagi.
Atau pertanyaan lain semacam: “Kapan lulus kuliah? Kerja di mana? Kok belum punya anak? Udah punya rumah?”
Gimana sebaiknya kita menyikapi pertanyaan itu? Thread. pic.twitter.com/s8f5zCAd1r
— Adjie Santosoputro (@AdjieSanPutro) May 11, 2021
tahun lalu lebaran ditanyain mulu kapan nikah, tahun ini udah nikah dan udah siap ngadepin pertanyaan “kapan punya anak” dengan jawaban “ntar nunggu kaya”.
— kak aca (@flaveescent) May 11, 2021
jawaban apa yang bisa menyelamatkan kamu dari pertanyaan "kapan nikah" di saat lebaran nanti?
— Martin (@arikadaniarmrtn) May 8, 2021
Lantas, bagaimana menyikapi apabila mendapat deretan pertanyaan tersebut?
Psikolog klinis Veronica Adesla mengungkapkan bahwa mereka yang diberi pertanyaan "kapan blablabla" merasa risih hingga malu.
"Perasaan yang muncul pada seseorang ketika ditanyai seperti itu ya risih, tidak nyaman, merasa terganggu, kesal, minder, malu, merasa gagal," ujar Vero saat dihubungi Kompas.com, Selasa (11/5/2021).
Untuk menghadapi pertanyaan tersebut, Vero menganjurkan kepada masyarakat untuk menyiapkan mental dan hari dari sebelumnya.
Menurut Vero, bisa juga dengan menanamkan mindset pikiran yang positif atau mengartikan bahwa jika ada yang bertanya artinya mereka peduli dan perhatian terhadap kita.
"Lalu, tanggapi dengan sikap yang juga positif dengan mengatakan untuk minta didoakan yang terbaik, atau dengan senyuman dan ucapan terima kasih sudah diperhatikan," ujar Vero.
"Bisa juga dengan mengalihkan kepada pembicaraan atau obrolan yang lain, siapkan berbagai bahan obrolan yang seru untuk dibahas," lanjut dia.
Baca juga: Raditya Dika Bagikan Tips Menjawab Saat Ditanya Kapan Nikah
Sementara, dosen dari Departemen Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Indonesia (UI) D. Chandra Kirana mengatakan, disadari atau tidak, suka atau tidak suka, masyarakat sering berhadapan dengan situasi ditanya atau bertanya soal kehidupan pribadi orang lain.
"Bagi sebagian besar orang hal ini identik dengan perilaku yang memberikan perhatian, menunjukkan kepedulian, merawat keakraban keluarga, dan lainnya," ujar Kiki saat dihubungi terpisah oleh Kompas.com, Selasa (11/5/2021).
"Akan tetapi bagi sebagian orang lainnya, pertanyaan seperti ini, merupakan hal pribadi yang seharusnya tidak ditanyakan karena mengganggu nilai-nilai personal seseorang," lanjut dia.
Kiki mengatakan, pertanyaan-pertanyaan semacam "kapan blablabla" ini bisa jadi berkaitan dengan nilai orang Indonesia yang cenderung kolektivistik, yang mengedepankan nilai-nilai kelompok (keluarga secara umum).