Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satgas Covid-19 Tidak Sarankan Penggunaan Strap untuk Masker, Apa Solusinya?

Kompas.com - 25/02/2021, 09:31 WIB
Retia Kartika Dewi,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Media sosial diramaikan dengan penggunaan dan penjualan tali masker atau dikenal sebagai strap masker.

Adapun keberadaan strap masker ini menjadi barang yang dicari dan menjadi tren di kalangan anak muda.

Kendati demikian, Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 tidak menyarankan penggunaan dan pemakaian strap masker tersebut.

Baca juga: Waspada, Gejala Kehilangan Bau dan Rasa pada Pasien Covid-19 Disebutkan Bisa Bertahan hingga 5 Bulan

Lantas, apa penyebab pemakaian strap masker tidak disarankan oleh tim Satgas Penanganan Covid-19, dan apa solusinya?

Ketua Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Covid-19 Nasional, Brigjen TNI (Purn) Alexander Kaliaga Ginting menyampaikan, dengan penggunaan strap masker, dinilai membuat masker menjadi sering dinaik-turunkan.

Menurutnya, tindakan ini dapat meningkatkan risiko terpaparnya virus corona melalui benda yang terkena bagian virus tersebut.

"Dengan adanya strap atau tali masker yang panjang, membuat masker bisa naik-turun, buka pakai, tutup lepas di mana tindakan ini rawan terkontaminasi dari jar jemari, atau dari kontak dengan leher, baju, jilbab, dan lainnya," ujar Alexander saat dihubungi Kompas.com, Rabu (24/2/2021).

Baca juga: Pemerintah Gratiskan Vaksin Covid-19, Mengapa Diberikan Lewat Suntikan?

Tidak pakai strap masker di area publik

Ia menambahkan, potensi lain dari penularan virus corona akibat pemakaian strap masker yakni, ketika tangan menyentuh sisi luar masker (atau bagian berwarna biru atau hijau) di mana tempat virus menempel.

"Setiap buka lepas masker, pemakai masker seharusnya mencuci tangan dengan disinfektan dan air sabun," lanjut dia.

Sebab, mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun wajib dilakukan ketika hendak memakai atau melepas masker.

Baca juga: 4 Merek Masker Organik Disebut Tidak Berizin BPOM, Ini Tanggapan Perusahaan...

Adapun ketika seseorang merasa memakai strap masker, maka ia cenderung berpikir tidak masalah jika maskernya sering dinaik-turunkan.

Padahal tindakan itu justru menjadi celah virus untuk masuk ke tubuh kita.

Oleh karena itu, pihaknya tidak menyarankan penggunaan strap masker di area publik atau tempat umum, terutama di tempat fasilitas kesehatan atau rumah sakit.

Terkait penggunaan strap masker, Alexander menyampaikan bahwa aksesoris tersebut lebih banyak di sisi fashion saja, daripada manfaatnya di segi perlindungan pemakainya dari virus corona.

Baca juga: Varian Baru Virus Corona B1525 Ditemukan di Inggris, Berpotensi Mengkhawatirkan

Solusi ketika ingin makan

Dilansir dari Kompas.com (12/2/2021), dokter umum yang juga kandidat PhD bidang Medical Science di Kobe University, Adam Prabata mengatakan bahwa pemakaian strap masker dapat meningkatkan angka penggunaan masker.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com