Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komunitas Pramekers, Tetap Eksis meski Prameks Telah Berganti KRL

Kompas.com - 13/02/2021, 09:15 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kereta Api Prambanan Ekspres (Prameks) secara resmi telah berhenti beroperasi pada Selasa (9/2/2021). Selama bertahun-tahun menjadi penumpang Prameks, para penglaju Jogja-Solo dan sebaliknya memiliki sebuah komunitas.  

Komunitas Pramekers. Itu namanya.

Keberadaan komunitas ini sangat eksis seiring perjalanan Prameks menjadi moda transportasi yang menghubungkan Kutoarjo, Yogyakarta, Solo.

Bagaimana kisah terbentuknya Pramekers dan apakah akan tetap ada meski kini Prameks telah digantikan KRL?

Awal keberadaan Pramekers

Sekretaris Komunitas Pramekers Yusticia Eka Noor Ida menyebutkan, pembentukan komunitas ini berawal pada 2002.

"Saya ingat dulu 2002 bikin blog pakai domain gratisan, kan belum ada Facebook. Waktu itu ya iseng-iseng saja, motret teman yang baru ngapain di kereta, terus teman-teman yang lain pada komentar, ya gayeng-gayengan gitu, terbangun ikatan," kata Ida, yang juga anggota Ombudsman DIY, saat dihubungi Kompas.com, Rabu (10/2/2021).

Setelah ada media sosial Facebook, dibuat sebuah akun untuk mewadahi Pramekers. Kala itu belum ada fitur grup.

Baca juga: Menua Bersama di Kereta, Prameks Jogja-Solo dalam Kenangan...

Setelah ada grup, dibuat akun grup dengan nama Komunitas Pramekers.

"Waktu itu bukan saya yang bikin, tapi saya dijadikan admin di situ. Perjuangan kami banyak melalui grup itu," jelas Ida.

Kebetulan, Ida sebagai salah satu orang yang menggerakkan Pramekers, memiliki akses kepada beberapa pihak yang terkait dengan transportasi dan perkeretaapian.

Selain membangun ikatan antar-anggota, grup itu juga menjadi sarana menampung permasalahan, keluhan, dan saran terkait Prameks sehingga bisa disampaikan pada para pemangku kepentingan.

Akan tetapi, grup Facebook itu kini tak terlalu aktif karena komunikasi beralih ke grup percakapan Whatsapp. 

"WA Group ini juga ada banyak sekali, ada yang khusus ibu-ibu, ada yang untuk saya dan stake holder kereta. Ini saya filter keanggotaannya supaya tidak gaduh. Nanti ada teman-teman yang khusus Kutoarjo, Solo-Jogja, Jogja-Solo, macam-macam," kata Ida.

Jadi, di dalam komunitas itu, terdapat pengguna Prameks yang berasal dari berbagai kota, tidak hanya Solo dan Jogja, tetapi juga Klaten dan Kutoarjo.

Jumlah anggota

Ida tidak menyebutkan jumlah persis dari anggota komunitas ini, tetapi ia menyebut setidaknya ada sekitar 300 orang yang tergabung di sana.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Alasan Komisi X soal Anggota DPR Dapat Kuota KIP Kuliah

Alasan Komisi X soal Anggota DPR Dapat Kuota KIP Kuliah

Tren
Kebun Binatang di China Ubah Anjing Menyerupai Panda, Tuai Kecaman Pengunjung

Kebun Binatang di China Ubah Anjing Menyerupai Panda, Tuai Kecaman Pengunjung

Tren
Buntut Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Kemenhub Tuntut ASN Jaga Etika

Buntut Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Kemenhub Tuntut ASN Jaga Etika

Tren
Pekerjaan untuk Juru Parkir Liar Minimarket

Pekerjaan untuk Juru Parkir Liar Minimarket

Tren
Benarkah Kenaikan UKT Belakangan karena Campur Tangan Pemerintah?

Benarkah Kenaikan UKT Belakangan karena Campur Tangan Pemerintah?

Tren
Demonstran Israel Blokir Jalan dengan Batu, Truk Bantuan ke Gaza Tak Bisa Lewat

Demonstran Israel Blokir Jalan dengan Batu, Truk Bantuan ke Gaza Tak Bisa Lewat

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 11-12 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 11-12 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Media Asing Soroti Indonesia Vs Guinea | Ikan Tinggi Vitamin D

[POPULER TREN] Media Asing Soroti Indonesia Vs Guinea | Ikan Tinggi Vitamin D

Tren
Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Tren
Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli 'Cash', Ini Faktanya

Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli "Cash", Ini Faktanya

Tren
Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Tren
Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Tren
Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Tren
Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Tren
Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com