Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Update Banjir Semarang dan 42 Titik Lokasinya, Mana Saja?

Kompas.com - 07/02/2021, 16:03 WIB
Retia Kartika Dewi,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sejumlah wilayah di Kota Semarang dilaporkan masih terendam banjir hingga Minggu (7/2/2021) siang.

Banjir di Semarang disebutkan terjadi karena hujan deras yang mengguyur sejak Kamis (4/2/2021).

Ketinggian banjir di Semarang bervariasi 10-150 sentimeter.

Baca juga: Banjir di Indonesia, Benarkah karena Curah Hujan dan Cuaca Ekstrem?

Kepala Bidang (Kabid) Penanganan Darurat BPBD Kota Semarang Dikki Rulli Perkasa menyampaikan, saat ini aksesibilitas sudah membaik, kecuali wilayah Kaligawe sampai Genuk.

"Banjir saat ini di pemukiman. Kita masih melayani bantuan evakuasi dan layanan dapur umum," ujarnya kepada Kompas.com, Minggu (7/2/2021).

Dikki menjelaskan, ketinggian air di Banjir Kanal Barat juga menyebabkan banjir dan tanah longsor di beberapa lokasi.

Baca juga: Analisis BMKG soal Cuaca Ekstrem Januari-Februari 2021...

Disebutkan, ada 42 wilayah di Kota Semarang yang masih terendam banjir.

Update banjir Semarang

Berikut update wilayah Semarang yang terendam banjir dan ketinggiannya hingga Minggu, (7/2/2021) pukul 09.00 WIB.

  1. Banjir pada Sabtu, 6 Februari 2021 pukul 10.22 WIB di Jalan Jendral Urip Sumoharjo Kel. Mangkang Wetan Kec. Ngaliyan, ketinggian 10-30 cm.
  2. Banjir di Jalan Imam Bonjol Kel. Dadapsari Kec. Semarang Utara. (Saat ini masih proses pendataan).
  3. Banjir di Kelurahan Kaligawe Kec. Gayamsari, banjir menggenang jalan. Ketinggian air sekitar 30 cm.
  4. Banjir pada 6 Februari 2021 pukul 05.37 di Jalan Lapangan Kalisasak No. 9 Kel. Mangkang Wetan Kec. Tugu menggenang jalan dan pemukiman warga. (Saat ini masih proses pendataan).
  5. Banjir di Taman Bubakan di Jl. MT. Haryono, Jl. KH. Agus Salim. (Saat ini masih dalam proses pendataan).
  6. Banjir di Kawasan Simpang Lima Kota Semarang di Jl. Pandanaran, Jl. Pemuda, Jl. Gajahmada, Jl. Ahmad Yani. (Saat ini masih dalam proses pendataan).
  7. Banjir di Jalan Madukoro Kec. Semarang Barat, ketinggian air 10-60 cm.
  8. Banjir di Jalan Simpang Madukoro dan Jl. Yos Sudarso. (Saat ini masih dalam proses pendataan.
  9. Banjir di Jalan Semarang indah menujut bandara. (Saat ini masih dalam proses pendataan).
  10. Debit air meningkat dan membanjiri rel kereta api di Kali Bringin Jalan Mangkang Kota Semarang. (Saat ini masih dalam proses pendataan).
  11. Banjir di Jalan Kuda Kel. Wonosari Kec. Ngaliyan, tinggi air setinggi 10-150 cm.
  12. Banjir di Stasiun Tawang Kel. Tanjung Mas Kec. Semarang Utara. (Saat ini masih dalam proses pendataan).
  13. Banjir di RT 02 RW 10 Kelurahan Pandean Lamper, Kecamatan Gayamsari. (Saat ini masih dalam proses pendataan).
  14. Banjir di RT 07 RW 02 Kelurahan Wates, Ngaliyan. (Saat ini masih dalam proses pendataan).
  15. Banjir di RT 11 RW 02 Kelurahan Wonosari, Ngaliyan. Ketinggian air mencapai 150 cm.
  16. Banjir di Jl. Padi Utara III, Blok K, No.93, RT03, RW06, Gebangsari, Genuk. (Saat ini masih dalam proses pendataan).
  17. Banjir di Kel. Krobokan RW 1 sampai 13, Kec. Semarang Barat ketinggian air antara 25 cm hingga 1 meter.
  18. Banjir di Cilosari Dalam RT 2 RW 6 Kelurahan Kemijen. (Saat ini masih dalam proses pendataan).
  19. Banjir di Kota Lama Kelurahan Purwodinatan dan Kelurahan Tanjungmas. (Saat ini masih dalam proses pendataan).
  20. Banjir di Jl. Karang Asem Raya Kel. Trimulyo Kec. Genuk ketinggian air mencapai 100 cm.
  21. Banjir di Jalan Pattimura. (Saat ini masih dalam proses pendataan).
  22. Banjir di Jalan Puspogiwang I. (Saat ini masih dalam proses pendataan).
  23. Banjir di Jalan Tambak Dalam Kel. Sawah Besar Kec. Gayamsari setinggi 50 cm.
  24. Banjir di Kelurahan Bandarharjo RW 05 Kec. Semarang Utara. (Saat ini masih dalam proses pendataan).
  25. Banjir di jalan Randugarut RW01& 2 Kel. Randugarut Kec. Tugu (ketinggian air 30 cm.
  26. Banjir di Kawasan Puri Anjasmoro Blok M, I Kel. Tawangsari Kec. Semarang Barat.
  27. Banjir di Perum Muktiharjo Indah Kel. Muktiharjo ketinggian air mencapai 50 cm.
  28. Banjir di Jalan Sidomulyo Raya Kel. Tlogosari ketinggian air mencapai 50 cm.
  29. Banjir di Jalan Damar Wulan I Kec. Semarang Barat. (Saat ini masih dalam proses pendataan).
  30. 30. Banjir di Jalan Kapas Utara 5 No 103 Blok I Kel. Gebangsari Kec. Genuk ketinggian air mencapai 150 cm.
  31. Banjir di Pondok Hasanudin RW 06 Kel. Kuningan Kec. Semarang utara ketinggian air mencapai 60 cm.
  32. Banjir Jl. Serayu 2 No 3 RT 2 RW 7 Kel. Bugangan Kec. Semarang Timur (1 korban MD tersetrum).
  33. Banjir di Jl. Lodan Raya Pasar Boom lama Kel. Bandarharjo Kec. Semarang Utara. (Saat ini masih dalam proses pendataan).
  34. Banjir di Kel. Kemijen Kec. Semarang Timur. (Saat ini masih dalam proses pendataan).
  35. Banjir di Mangkang Depan Aneka Jaya ketinggian air mencapai 50 cm.
  36. Banjir di RW 1 Kel. Karanganyar Kec. Tugu ketinggian air 40 cm.
  37. Banjir di RW01/02 Kel. Mangkang Kulon ketinggian air mencapai 35 cm.
  38. Banjir di RW02/03/07 Kel. Mangkang Wetan ketinggian air mencapai 40 cm.
  39. Banjir di Kel. Mangunharjo RW 04 Kec. Tugu. Ketinggian air mencapai 35 cm.
  40. Banjir di Jalan Citarum ketinggian air mencapai 30 cm.
  41. Banjir di Tanah Mas SMP 25 ketinggian air mencapai 100 cm.
  42. Banjir di Jalan Karangingas Kel. Tlogosari Kulon ketinggian air mencapai 100 cm.

Baca juga: Kapan Musim Kemarau 2020 Berakhir dan Musim Penghujan di Indonesia Dimulai?

Penyebab banjir Semarang

Sebelumnya, ahli hidrologi UGM Pramono Hadi menyebutkan banjir di Semarang memang tak bisa dihindari karena penurunan muka tanah.

"Semarang sudah darurat banjir karena land subsidence," kata Pranomo, sebagaimana diberitakan Kompas.com, Sabtu (6/2/2021).

Menurutnya, diperlukan revisi tata ruang khususnya terkait dengan penataan air.

Sistem polder dan tanggul sungai juga menjadi solusi, tapi mahal, seperti Pantai Indah Kapuk (PIK) 1 dan PIK 2 di Jakarta," jelas dia.

Baca juga: 7 Tips Aman Menghindari Petir Ketika Hujan Deras

 

Pramono menjelaskan, tanggul juga harus terintegrasi dan memiliki sistem klep atau pintu otomatis. 

Sebab, jika air di sungai atau kanal yang bertanggul sama tinggi, air hanya mengalir ke hilir dan tidak masuk ke kiri atau kanan melalui anak sungai.

"Sedangkan air dari permukiman atau hujan lokal, cara mengalirkannya harus dengan pompa. Itu yang saya maksud polder. Di semarang, ada suatu kawasan yang seperti polder ini," imbuhnya.

Baca juga: Tak Ada Mendung Tak Ada Petir, Kok Bisa Ada Suara Dentuman?

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Cara membersihkan rumah setelah banjir

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Tren
Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni 'Atlantis yang Hilang' di Lepas Pantai Australia

Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni "Atlantis yang Hilang" di Lepas Pantai Australia

Tren
4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

Tren
Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Tren
Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Tren
8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

Tren
2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

Tren
Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Tren
Saya Bukan Otak

Saya Bukan Otak

Tren
Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Tren
Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Tren
8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com