Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Spesifikasi Helikopter Super Puma NAS-332 C1+ dari PT DI untuk TNI AU

Kompas.com - 30/01/2021, 16:02 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - PT Dirgantara Indonesia (PTDI) telah mengirimkan pesanan satu unit helikopter Super Puma NAS-332 C1+ pesanan Kementerian Pertahanan Republik Indonesia dengan pengguna akhir TNI Angkatan Udara, Jumat (29/1/2021).

Direktur Niaga PT DI Ade Yuyu Wahyuna mengatakan, helikopter Super Puma NAS-332 C1+ akan dioperasikan oleh Skadron Udara 6 Lanud Atang Sendjaja, Bogor.

"Dengan dilakukannya ferry flight helikopter Super Puma NAS-332 C1+, harapan kami semoga akan semakin memperlancar dan memudahkan pelaksanaan dan penyelesaian tugas TNI AU menjaga kekuatan matra udara Republik Indonesia," ujar Ade, seperti diberitakan Kompas.com, Jumat (29/1/2021).

Komandan Skadron Udara 6 Lanud Atang Sendjaja Letkol Pnb Akhmad Mauludin Mulyono berharap helikopter ini dapat mendukung tugas negara dan bangsa Indonesia.

Seperti apa spesifikasi helikopter Super Puma NAS-332 C1+ ini?

Dibekali sejumlah kecanggihan

Seorang anggota Paskhas TNI AU turun dari helikopter Super Puma dengan menggunakan teknik fast-rope. Peristiwa tersebut merupakan bagian dari simulasi pembebasan sandera yang diperagakan oleh personel Satuan Detasemen Bravo 90 (Satbravo 90) Paskhas dalam rangka merayakan HUT ke-71 TNI AU di Halim Perdanakusuma, Minggu (9/4/2017).KOMPAS.com/Kristian Erdianto Seorang anggota Paskhas TNI AU turun dari helikopter Super Puma dengan menggunakan teknik fast-rope. Peristiwa tersebut merupakan bagian dari simulasi pembebasan sandera yang diperagakan oleh personel Satuan Detasemen Bravo 90 (Satbravo 90) Paskhas dalam rangka merayakan HUT ke-71 TNI AU di Halim Perdanakusuma, Minggu (9/4/2017).

Dikutip dari laman resmi PT DI, helikopter Super Puma NAS-332 C1+ adalah produk PT DI yang dibekali dengan sejumlah kecanggihan.

Kecanggihan itu di antaranya Avionic Glass Cockpit, disertai sensor optik AHRS (Attitude Heading and Reference System), dan teknologi FMS (Flight Management System).

Selain itu, dilengkapi instrumen yang digunakan pilot untuk mengatur rencana terbang (Flight Plan) meliputi jalur yang akan dilewati helikopter, serta SAR Direction Finder untuk menangkap sinyal ELT (Emergency Locator Transmitter).

Baca juga: TNI AU Terima Helikopter Super Puma Rancangan PT DI

Helikopter ini memiliki NVG (Night Vision Goggle), Weather Radar dan Emergency Floatation untuk melakukan pendaratan darurat di atas air.

Helikopter Super Puma NAS-332 C1+ dapat terbang selama empat jam dengan kecepatan maksimum 306 kilometer per jam.

Mengenai daya tampung, helikopter ini mampu mengangkut 18 pasukan dan 3 crew (Pilot, Co-Pilot dan Juru Mudi Udara).

Helikopter tipe ini merupakan heli angkut berat multipurpose yang dapat digunakan untuk military transport, cargo, paratroop transport, medical evacuation, serta VIP.

Helikopter ini dilengkapi dengan Hoist untuk menarik atau mengevakuasi korban pada sisi pintu kanan.

Selain itu, Super Puma NAS-332 C1+ juga memiliki sling yang berfungsi untuk membawa barang atau kendaraan taktis dengan beban maksimal 4,5 ton.

Baca juga: Seperti Ini Spesifikasi Jet Tempur Eurofighter Typhoon Incaran Menhan Prabowo...

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

Tren
Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU 'Self Service', Bagaimana Solusinya?

Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU "Self Service", Bagaimana Solusinya?

Tren
Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Tren
Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Tren
6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

Tren
BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

Tren
7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

Tren
Tentara Israel Disengat Ratusan Tawon Saat Lakukan Operasi Militer di Jalur Gaza

Tentara Israel Disengat Ratusan Tawon Saat Lakukan Operasi Militer di Jalur Gaza

Tren
5 Sistem Tulisan yang Paling Banyak Digunakan di Dunia

5 Sistem Tulisan yang Paling Banyak Digunakan di Dunia

Tren
BMKG Catat Suhu Tertinggi di Indonesia hingga Mei 2024, Ada di Kota Mana?

BMKG Catat Suhu Tertinggi di Indonesia hingga Mei 2024, Ada di Kota Mana?

Tren
90 Penerbangan Maskapai India Dibatalkan Imbas Ratusan Kru Cuti Sakit Massal

90 Penerbangan Maskapai India Dibatalkan Imbas Ratusan Kru Cuti Sakit Massal

Tren
Musim Kemarau 2024 di Yogyakarta Disebut Lebih Panas dari Tahun Sebelumnya, Ini Kata BMKG

Musim Kemarau 2024 di Yogyakarta Disebut Lebih Panas dari Tahun Sebelumnya, Ini Kata BMKG

Tren
Demam Lassa Mewabah di Nigeria, 156 Meninggal dalam 4 Bulan

Demam Lassa Mewabah di Nigeria, 156 Meninggal dalam 4 Bulan

Tren
BMKG Deteksi Gangguan Magnet Bumi, Apa Dampaknya di Indonesia?

BMKG Deteksi Gangguan Magnet Bumi, Apa Dampaknya di Indonesia?

Tren
4 Jenis Alergi Makanan yang Bisa Muncul Saat Dewasa

4 Jenis Alergi Makanan yang Bisa Muncul Saat Dewasa

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com