Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perawat di AS Positif Covid-19 Setelah Divaksin, Ahli Sebut Vaksin Butuh Waktu untuk Bekerja

Kompas.com - 31/12/2020, 08:28 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Seorang perawat di California, Amerika Serikat, dilaporkan positif tovid-19 lebih dari seminggu setelah menerima suntikan vaksin Pfizer.

Akan tetapi, menurut seorang ahli medis, hal itu terjadi karena tubuh membutuhkan waktu untuk membangun perlindungan.

Dikutip dari Reuters, Rabu (30/12/2020), Matthew W (45), seorang perawat di dua rumah sakit lokal yang berbeda, melalui unggahannya di Facebook pada 18 Desember 2020 menyebutkan bahwa dirinya telah menerima vaksin.

Ia mengaku lengannya sakit selama sehari, tetapi tidak menderita efek samping lain.

Enam hari kemudian, tepatnya pada malam Natal, ia jatuh sakit setelah bekerja shift di unit Covid-19.

Matthew menggigil disertai nyeri otot dan kelelahan.

Ia kemudian pergi ke lokasi pengujian rumah sakit dan dinyatakan positif terinfeksi virus corona sehari setelah Natal.

Baca juga: Keluarkan Izin Vaksin Covid-19 Oxford-AstraZeneca, Inggris Mulai Vaksinasi 4 Januari 2021 

Spesialis penyakit menular dari Pusat Kesehatan Keluarga San Diego, Christian Ramers, mengatakan, vaksin memang membutuhkan waktu untuk membangun perlindungan diri.

"Kami tahu dari uji klinis vaksin bahwa akan memakan waktu sekitar 10 hingga 14 hari bagi Anda untuk mulai mengembangkan perlindungan dari vaksin," kata Ramers.

"Dosis pertama yang kami pikir memberi Anda sekitar 50 persen, dan Anda membutuhkan dosis kedua itu untuk mencapai 95 persen," lanjut dia.

Sejauh ini, Amerika Serikat telah menyuntikkan vaksin rata-rata 200.000 per hari dan banyak negara bagian hanya menggunakan sebagian kecil vaksin yang dikirimkan kepada mereka bulan ini.

Melansir Bloomberg, Rabu (30/12/2020), dengan situasi ini, AS hampir pasti tidak akan mencapai target 20 juta vaksinasi pada akhir tahun 2020.

Penghitungan terbaru CDC, Senin (28/12/2020), menunjukkan, meskipun ada distribusi 11,45 juta dosis dari Moderna dan Pfizer/BioNTech, hanya 2,13 juta orang yang mendapatkan suntikan.

Baca juga: Penjelasan Lengkap Menkes soal Program Vaksinasi: Jenis, Jumlah hingga yang Diprioritaskan

Angka ini mewakili sekitar 20 persen dari alokasi awal. Oregon hanya menggunakan 15,3 persen dari pasokannya, Ohio 14,3 persen, dan Maryland 10,9 persen.

Para pejabat menyalahkan prosedur penyimpanan yang kompleks dan ketidakpastian atas pasokan dosis menjadi penyebab rendahnya penyerapan vaksin ini.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com