Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Isu Reshuffle Menguat, Pos Kementerian Mana Saja yang Potensial Diganti?

Kompas.com - 22/12/2020, 10:05 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Isu adanya reshuffle kabinet belakangan ini kembali menguat.

Terlepas dari dua pos kementerian yang saat ini kosong akibat sang menteri terjerat kasus korupsi, yakni Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) serta Kementerian Sosial (Kemensos), sejumlah menteri di pos lain juga disebut akan turut masuk daftar reshuffle Presiden.

Ada banyak spekulasi beredar di tengah publik tentang siapa yang akan dicopot dan siapa yang akan menggantikan.

Baca juga: Ditetapkan Tersangka oleh KPK, Ini Sepak Terjang Juliari Batubara

Namun, semua itu baru bisa terjawab ketika Presiden telah memutuskan dan mengumumkannya kepada publik.

Direktur Eksekutif Parameter Politik Adi Prayitno menyebutkan, ada empat pos yang kemungkinan akan terkena reshuffle.

Keempat pos tersebut adalah yang berkaitan dengan kesehatan, ekonomi, pendidikan, dan ketenagakerjaan.

"Kalau melihat kecenderungan publik ya, yang ramai mesti diganti itu kan tentu kesehatan, terus ada bagian dari tim ekonomi, terus pendidikan," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Selasa (22/12/2020).

Baca juga: BSU Termin II Tahap 6 Sudah Cair, Ini Penjelasan Kemnaker...

Isu pendidikan dan ketenagakerjaan

Mengapa pendidikan juga dimungkinkan terkena reshuffle, menurutnya, karena banyak pihak yang mengeluhkan soal sistem pendidikan, terutama terkait dengan kurikulumnya yang tidak terintegrasi hingga soal kuota internet yang tidak merata.

"Banyak juga yang disorot masalah ketenagakerjaan. Banyak orang yang nganggur, PHK, kemiskinan bertambah, susah cari kerja, ini tanggung jawab kementerian terkait. Belum terlihat sebenarnya apa upaya-upaya untuk menanggulangi wabah yang berimplikasi pada PHK dan lain-lain itu," lanjutnya.

Pos-pos tersebut, menurut pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini, merupakan pos yang bertanggung jawab atas kondisi-kondisi yang dampaknya dirasakan secara langsung oleh masyarakat di tengah pandemi Covid-19 ini.

Baca juga: 6 Daerah yang Terapkan Wajib Dokumen Rapid Test Antigen, Mana Saja?

Edhy Prabowo (kiri) dan Juliari Batubara (kanan).ANTARA FOTO/ RENO ESNIR/ GALIH PRADIPTA Edhy Prabowo (kiri) dan Juliari Batubara (kanan).

Sebenarnya, hal itu bukan berarti pos kementerian yang lain tidak memiliki catatan buruk. Hanya saja, keempat pos yang disebutkan sebelumnya sangat berkaitan erat dengan permasalahan yang saat ini dirasakan masyarakat.

"Ekonomi, recovery-nya belum. Kesehatan, ini malah wabah semakin banyak di mana-mana. Pendidikan juga begitu, pendidikan malah sudah lama diusulkan, karena tidak ada kurikulum yang terintegrasi, baik itu di kuliah atau di sekolah-sekolah yang membuat masyarakat bingung, kuliah daring itu kan enggak gampang. Jangan bayangkan Indonesia itu seperti Jakarta semua," jelasnya.

Namun, itu adalah logika publik. Sementara itu, logika politiklah yang sering kali digunakan dalam suatu reshuffle yang merupakan hak prerogatif Presiden.

"Banyak logika dalam reshuffle itu yang sering kali sukar dinalar oleh logika publik. Banyak kejutan-kejutan yang kadang membuat masyarakat enggak ngerti basis dari reshuffle itu," kata dia.

Baca juga: Jokowi Masuk 5 Besar Pemimpin Negara yang Paling Banyak Dibicarakan di Twitter Sepanjang 2020

Bisa jadi, menteri yang akan di-reshuffle justru mereka yang menduduki pos-pos yang tidak banyak disorot publik.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mengenal Como 1907, Klub Milik Orang Indonesia yang Sukses Promosi ke Serie A Italia

Mengenal Como 1907, Klub Milik Orang Indonesia yang Sukses Promosi ke Serie A Italia

Tren
Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Tren
Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Tren
Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni 'Atlantis yang Hilang' di Lepas Pantai Australia

Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni "Atlantis yang Hilang" di Lepas Pantai Australia

Tren
4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

Tren
Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Tren
Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Tren
8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

Tren
2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

Tren
Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Tren
Saya Bukan Otak

Saya Bukan Otak

Tren
Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com