KOMPAS.com - Hai, apa kabarmu? Akhir tahun yang kita bayangkan di awal pandemi ternyata ambyar. Semua rencana baik yang disiapkan untuk mengakhiri tahun ini ternyata tidak mewujud.
Kondisi dalam ketidakpastian yang panjang ini semoga tetap membuatmu baik-baik saja. Kecewa pasti ada. Namun, dengan seringnya kita kecewa dan berlatih menghadapinya, kecewa jadi hal yang biasa saja.
Atau untuk kamu yang sudah terlatih mencegah kecewa, menghadapi hal-hal yang untuk banyak orang menghadirkan kecewa pasti tidak lagi membuatmu kecewa.
Bagaimana mencegah hadirnya kecewa? Meletakkan harapan pada tempat sewajarnya adalah jawabnya.
Jika akhirnya kecewa itu hadir juga, saya sepakat dengan Didi Kempoet dan juga Kill The DJ: dijogeti aja. Kekecewawaan perlu dirayakan sebagai bagian dari perayaan hidup yang penuh dengan ketidakpastian juga.
Oya, pekan lalu, banyak kepastian di tengah ketidakpastian yang kita hadapi. Kepastian pertama, setelah vaksin Sinovac datang di Tanah Air pada 6 Desember 2020 adalah vaksin akan diberikan gratis kepada seluruh rakyat Indonesia.
Kepastian berikutnya, Presiden Jokowi akan menjadi penerima vaksin pertama bersama rakyat. Ini dilakukan untuk menunjukkan bahwa vaksin efektif digunakan untuk menghentikan pandemi dikuti penerapan protokol kesehatan secara disiplin.
Untuk kerja besar dan panjang terkait vaksin ini, sepanjang tahun 2021 akan jadi waktunya. Sekitar 180 juta penduduk akan divaksin dua kali dengan selang waktu 14 hari.
Saat ini, kepastian kapan vaksinasi dimulai, pemerintah tengah menunggu persetujuan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Diperkirakan, persetujuan yang akan jadi payung hukum vaksinasi akan diberikan pada pekan ketiga Januari 2021.
Apa efek kepastian-kepastian ini? Untuk beberapa pihak, ini melegakan dan menjadi pijakan baru untuk meletakkan harapan. Namun, kerena kelegaan ini, sikap longgar terkait penerapan protokol kesehatan secara disiplin juga didapatkan.
Catatan harian tren kasus positif Covid-19 tidak surut, tidak landai, tetapi justru meningkat. Jumlah kasus aktif, mereka yang terpapar Covid-19 dan dirawat di rumah sakit mencapai 103.239 pasien per 20 Desember 2020.
Jumlah kasus aktif itu setara 15,5 persen dari total kasus terkonfirmasi positif Covid-19. Selama lebih dari sembilan bulan pandemi melanda Indonesia, sejak 2 Maret 2020 hingga 20 Desember 2020, terdapat 664.930 kasus positif Covid-19 di Indonesia.
Kapasitas rumah sakit atau tempat penampungan mungkin masih memadai. Persoalan yang kerap muncul adalah tenaga medis yang menangani tidak memadai jumlanya. Dalam kondisi tidak idael ini, Covid-19 bisa berakibat fatal.
Selama 19-20 Desember 2020, sebanyak 221 pasien Covid-19 meninggal dunia sehingga totalnya menjadi 19.880 orang. Duka mendalam untuk ratusan ribu orang yang kehilangan atas sebuah kepastian.