Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kaleidoskop 2020: Kala Dunia Diuji oleh Virus Corona

Kompas.com - 16/12/2020, 08:28 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Saat kembang api malam tahun baru 2020 menyala dengan meriah, semua orang bersuka cita menyambut tahun shio tikus ini.

Kalimat "Tahun baru, semangat baru, harapan baru" banyak dijumpai di lini masa media sosial setiap kali memasuki tahun baru.

Akan tetapi, tak ada satu pun orang yang menyangka bahwa 2020 adalah tahun terberat sejak dunia memasuki abad ke-21.

Virus corona. Inilah yang menjadi ujian terberat masyarakat dunia pada tahun ini. Ujian yang belum berakhir hingga 2020 hampir berakhir.

Baca juga: 6 Bulan Virus Corona di Indonesia, Bagaimana Kondisi Pandemi Saat Ini?

Awal kemunculan

Sejak akhir 2019, virus misterius dilaporkan telah menginfeksi puluhan orang China. Hingga 5 Januari 2020, sebanyak 41 orang telah terinfeksi, satu di antaranya meninggal dunia.

Setelah ditelusuri lebih lanjut, penyebaran virus ini berawal dari salah satu pasar makanan laut di Kota Wuhan.

Selain makanan dan hewan laut, pasar ini juga menjual kelinci, ular, dan unggas lainnya. Oleh karena itu, awalnya para ahli menduga virus ini berkaitan dengan kasus SARS dan MERS yang pernah mewabah di Arab Saudi dan China.

Hingga pada titik ini, virus itu masih belum menyita perhatian dunia, khususnya Indonesia.

Pada 13 Januari 2020, infeksi pertama di luar China dilaporkan di Thailand, terkait dengan seorang warga China yang sedang bepergian ke negara tersebut.

Dua hari kemudian, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akhirnya mengidentifikasi virus misterius itu menjadi virus baru bernama Novel coronavirus.

Para pasien di Rumah Sakit Palang Merah Wuhan, China, Sabtu (25/1/2020), menggunakan masker untuk melindungi diri dari serangan virus corona yang mematikan. Mereka mengantre untuk mendapat pelayanan dari rumah sakit.AFP/HECTOR RETAMAL Para pasien di Rumah Sakit Palang Merah Wuhan, China, Sabtu (25/1/2020), menggunakan masker untuk melindungi diri dari serangan virus corona yang mematikan. Mereka mengantre untuk mendapat pelayanan dari rumah sakit.

Sejak saat itu, negara di sekitar China satu per satu melaporkan kasus serupa, seperti Jepang dan Korea Selatan.

Pada 17 Januari 2020, situs resmi Imperial College London sebelum dipublikasikan dalam jurnal ilmiah mencatat, terdapat 1.700 kasus virus corona di China setelah melakukan perhitungan rinci.

"Masyarakat harus mempertimbangkan secara lebih serius tentang kemungkinan adanya penularan dari manusia ke manusia daripada yang mereka yakini," ujar Profesor Neil Ferguson, ilmuwan wabah penyakit.

Hingga akhir Januari 2020, virus corona telah menyebar ke 10 negara, termasuk di antaranya Amerika Serikat dan Perancis.

Dengan kondisi ini, semua mata pun mulai tertuju pada virus corona.

Baca juga: Melihat Kondisi Wuhan, Hampir Setahun Setelah Pandemi Virus Corona...

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Penonaktifan NIK Warga DKI Jakarta Berdampak Tak Bisa Gunakan BPJS Kesehatan, Bagaimana Solusinya?

Penonaktifan NIK Warga DKI Jakarta Berdampak Tak Bisa Gunakan BPJS Kesehatan, Bagaimana Solusinya?

Tren
Menakar Peluang Indonesia Menang atas Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024

Menakar Peluang Indonesia Menang atas Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024

Tren
3 Wanita Positif HIV Setelah Perawatan Kecantikan 'Vampire Facial'

3 Wanita Positif HIV Setelah Perawatan Kecantikan "Vampire Facial"

Tren
6 Temuan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT

6 Temuan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT

Tren
63 Persen Wilayah Masuk Kemarau Mei-Agustus, BMKG: Cuaca Ekstrem Masih Mengintai

63 Persen Wilayah Masuk Kemarau Mei-Agustus, BMKG: Cuaca Ekstrem Masih Mengintai

Tren
El Nino Berpotensi Digantikan La Nina, Apa Dampaknya bagi Indonesia?

El Nino Berpotensi Digantikan La Nina, Apa Dampaknya bagi Indonesia?

Tren
Analisis Gempa M 6,5 di Garut, BMKG: Bukan Megathrust

Analisis Gempa M 6,5 di Garut, BMKG: Bukan Megathrust

Tren
Jarang Diketahui, Ini 5 Jenis Makanan yang Sebaiknya Tak Dikonsumsi Bersama dengan Kafein

Jarang Diketahui, Ini 5 Jenis Makanan yang Sebaiknya Tak Dikonsumsi Bersama dengan Kafein

Tren
7 Tanda Terlalu Lama Berlari dan Bisa Membahayakan Tubuh, Apa Saja?

7 Tanda Terlalu Lama Berlari dan Bisa Membahayakan Tubuh, Apa Saja?

Tren
Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 28-29 April 2024

Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 28-29 April 2024

Tren
[POPULER TREN] Tanda Tubuh Kelebihan Gula | Kekuatan Timnas Uzbekistan

[POPULER TREN] Tanda Tubuh Kelebihan Gula | Kekuatan Timnas Uzbekistan

Tren
7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

Tren
Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Tren
Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Tren
Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com