Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Vaksin Moderna Diklaim Efektif 100 Persen Cegah Kasus Covid-19 Parah

Kompas.com - 01/12/2020, 12:33 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Moderna mengklaim bahwa vaksin yang dikembangkan oleh perusahaannya menawarkan tingkat perlindungan tinggi terhadap virus corona.

Mengutip Telegraph, Senin (30/11/2020), dalam analisis utama fase akhir menunjukkan, kemanjuran vaksin melawan Covid-19 mencapai 94,1 persen dan kemanjuran dalam mencegah kasus Covid-19 parah adalah 100 persen.

"Analisis primer yang positif ini menegaskan kemampuan vaksin kami untuk mencegah penyakit Covid-19 dengan kemanjuran 94,1 persen dan yang terpenting adalah kemampuan untuk mencegah virus corona yang parah," kata Kepala Eksekutif Moderna, Stephane Bancel.

"Kami percaya bahwa vaksin kami akan memberikan alat baru dan kuat yang dapat mengubah jalannya pandemi ini dan membantu mencegah penyakit parah, rawat inap, dan kematian," lanjut dia.

Baca juga: Update Corona 1 Desember 2020: China Berikan Vaksin kepada Kim Jong Un

Analisis tahap ketiga ini melibatkan 30.000 sukarelawan, 196 di antaranya merupakan pasien Covid-19.

Dari 196 pasien itu, 185 orang telah menerima plasebo dan 11 pasien lainnya divaksinasi.

Moderna melaporkan, ada 30 peserta yang berstatus kasus parah dan semuanya pada kelompok plasebo.

Hasil analisis juga menunjukkan bahwa kemanjuran konsisten terjadi di semua usia, ras, dan etnis, serta demografi gender.

Sebab, uji coba pada 196 peserta itu mencakup 33 orang dewasa berusia di atas 65 tahun dan 42 sukarelawan dari berbagai kelompok ras, termasuk 29 orang Latin, 6 orang kulit hitam, 4 orang Asia Amerika, dan 3 peserta multiras.

Pada saat bersamaan, seperti diberitakan Reuters, Senin (30/11/2020), Moderna mengumumkan rencananya untuk meminta otorisasi penggunaan darurat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) Amerika Serikat.

Baca juga: BPOM AS Setujui Uji Coba Fase 2 Vaksin Corona asal Korea Selatan

Pada akhir 2020, perusahaan itu menyebut akan memiliki sekitar 20 juta dosis vaksin yang siap dikirim di AS dan cukup untuk menyuntik 10 juta orang.

Selain itu, mereka juga berencana mengajukan izin pemasaran bersyarat dengan Europan Medicines Agency (EMA).

Vaksin yang dikembangkan oleh Moderna dan Pfizer/BioNTech menggunakan teknologi baru yang disebut mRNA.

Hasil kemanjuran akhir Moderna sedikit lebih rendah daripada analisis sementara yang dirilis pada 16 November tentang efektivitas 94,5 persen.

Akan tetapi, Kepala Eksekutif Medis Tal Zaks mengatakan bahwa perbedaan itu tidak signifikan secara statistik.

"Pada tingkat keefektifan ini, ketika Anda menghitung apa artinya bagi pandemi yang berkecamuk di sekitar kita, itu luar biasa," kata Zaks.

Soal distribusi, vaksin Moderna tidak serumit vaksin Pfizer.

Meski perlu disimpan dalam freezer, vaksin tersebut tidak memerlukan suhu sangat dingin atau peralatan khusus yang diperlukan, seperti halnya Pfizer.

Baca juga: Uni Eropa Amankan 160 Juta Dosis Vaksin Covid-19 Moderna

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: 7 Tahapan Pengembangan Vaksin Covid-19

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

Tren
Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Tren
Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Tren
Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Tren
Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Tren
Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Tren
Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Tren
Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Tren
Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Tren
La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

Tren
Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Tren
Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Tren
Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Tren
Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Tren
Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com