Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BMKG: Gempa Mentawai Hari Ini Tak Berhubungan dengan Zona Megathrust

Kompas.com - 17/11/2020, 14:29 WIB
Nur Rohmi Aida,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Wilayah di Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, diguncang gempa pada hari ini, Selasa (17/11/2020).

Gempa di Mentawai hari ini berkekuatan magnitudo 6,0 dan terjadi sekitar pukul 08.44 WIB.

Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono mengatakan, gempa di Mentawai tidak berhubungan dengan zona megathrust.

“Tidak berhubungan,” ujar Daryono kepada Kompas.com, Selasa (17/11/2020).

Daryono menjelaskan, gempa yang terjadi pada hari ini bersumber dari dalam Lempeng Indo-Australia, sehingga bukan merupakan gempa yang disebabkan oleh aktivitas tumbukan lempeng di zona megathrust.

Gempa akibat tumbukan lempeng lazimnya memiliki sumber gempa sesar naik (thrust fault).

Daryono mengatakan, gempa di Mentawai pada hari ini merupakan gempa dangkal.

“Analisis update menunjukkan bahwa gempa ini hiposenternya berada di kedalaman 31 km yang artinya pusat gempa ini berada di dalam Lempeng Indo-Australia dan bukan di Lempeng Eurasia,” ujar dia.

Sumber gempa pada hari ini berupa sesar geser (transform fault) yang terlihat berkaitan dengan sumber gempa sesar geser di Lempeng Indo-Australia di Samudera Hindia yag dikenal dengan nama Investigator Fracture Zone (IFZ).

Adapun Struktur IFZ ini memanjang di Samudera Hindia dan relatif berarah utara-selatan dan di bagian ujung utara IFZ berdekatan dengan Zona Subduksi Sumatera.

Baca juga: Gempa Terkini: Analisis BMKG Penyebab Gempa M 6,0 di Mentawai, Sumbar

Tak berpotensi tsunami

Gempa yang terjadi di Mentawai pada hari ini juga tidak berpotensi tsunami karena kekuatannya di bawah magnitudo 7,0 dan mekanisme sumber berupa sesar geser.

BMKG menyatakan, gempa semacam ini pernah terjadi di Samudera Hindia sebelah barat Aceh pada 2012.

“Gempa dahsyat di Samudera Hindia sebelah barat Aceh pada 12 April 2012 berkekuatan 8,6 dan 8,1 merupakan contoh lain dari gempa yang berkaitan dengan sumber gempa Investigator Fracture Zone (IFZ),” ujar dia.

IFZ merupakan gempa potensial bagi Pulau Sumatera.

Jika dilihat dari aktivitas sumber gempa, lanjut Daryono, potensi gempa di Pulau Sumatera bukan hanya karena aktivitas gempa yang bersumber dari tumbukan lempeng di Zona Megathrust, Sesar Mentawai, dan Sesar Besar Sumatera di daratan, akan tetapi gempa kuat juga dapat bersumber di Investigator Fracture Zone dekat subduksi lempeng di sebelah barat Sumatra.

Gempa yang terjadi pada hari ini berpusat di laut dengan koordinat 2,90 LS dan 99,07 BT, pada jarak 112 km arah Baratdaya Kota Tuapejat, Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat.

Beberapa daerah yang merasakan guncangan gempaadalah Padang, Painan, Sipora, Solok, Mentawai, Sipora, Padang Panjang, Bukittinggi, Pariaman, Kepahiang, Pasaman, Kerinci, Payakumbuh, dan Solok Selatan.

Baca juga: Penjelasan BMKG soal Penyebab Cuaca Panas Akhir-akhir Ini

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 13-14 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 13-14 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

Tren
7 Gejala Stroke Ringan yang Sering Diabaikan dan Cara Mencegahnya

7 Gejala Stroke Ringan yang Sering Diabaikan dan Cara Mencegahnya

Tren
Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Izin Kendaraan Mati, Pengusaha Harus Dipolisikan

Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Izin Kendaraan Mati, Pengusaha Harus Dipolisikan

Tren
8 Tanda Batu Ginjal dan Cara Mencegahnya

8 Tanda Batu Ginjal dan Cara Mencegahnya

Tren
400 Produk Makanan India Ditandai Mengandung Kontaminasi Berbahaya

400 Produk Makanan India Ditandai Mengandung Kontaminasi Berbahaya

Tren
Kecelakaan Maut Rombongan SMK di Subang dan Urgensi Penerapan Sabuk Pengaman bagi Penumpang Bus

Kecelakaan Maut Rombongan SMK di Subang dan Urgensi Penerapan Sabuk Pengaman bagi Penumpang Bus

Tren
'Whistleblower' Israel Ungkap Kondisi Tahanan Palestina, Sering Alami Penyiksaan Ekstrem

"Whistleblower" Israel Ungkap Kondisi Tahanan Palestina, Sering Alami Penyiksaan Ekstrem

Tren
9 Negara Tolak Palestina Jadi Anggota PBB, Ada Argentina-Papua Nugini

9 Negara Tolak Palestina Jadi Anggota PBB, Ada Argentina-Papua Nugini

Tren
Vasektomi Gratis dan Dapat Uang Imbalan, Ini Penjelasan BKKBN

Vasektomi Gratis dan Dapat Uang Imbalan, Ini Penjelasan BKKBN

Tren
Pendaftaran CPNS 2024 Diundur hingga Juni 2024, Ini Alasan Kemenpan-RB

Pendaftaran CPNS 2024 Diundur hingga Juni 2024, Ini Alasan Kemenpan-RB

Tren
Profil Jajang Paliama, Mantan Pemain Timnas yang Meninggal karena Kecelakaan

Profil Jajang Paliama, Mantan Pemain Timnas yang Meninggal karena Kecelakaan

Tren
Dampak Badai Magnet Ekstrem di Indonesia, Sampai Kapan Terjadi?

Dampak Badai Magnet Ekstrem di Indonesia, Sampai Kapan Terjadi?

Tren
Dampak Badai Matahari 2024, Ada Aurora dan Gangguan Sinyal Kecil

Dampak Badai Matahari 2024, Ada Aurora dan Gangguan Sinyal Kecil

Tren
Penelitian Ungkap Lari Bisa Menyembuhkan Patah Hati, Berapa Durasinya?

Penelitian Ungkap Lari Bisa Menyembuhkan Patah Hati, Berapa Durasinya?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com