KOMPAS.com - Sebuah penelitian menunjukkan kemungkinan kutu penghisap darah yang dapat menimbulkan penyakit Rocky Mountain Spotted Fever (RMSF) lebih memilih manusia sebagai inang saat suhu naik.
Hasil penelitian ini direpresentasikan pada petemuan tahunan American Society of Tropical Medicine and Hygiene (ASTMH).
Peneliti memasukkan manusia dan anjing dalam kotak yang berbeda, kemudian melepaskan kutu yang dapat menyebabkan demam dan ruam ini.
Kutu, yang menggunakan penciuman untuk mencari inang, kemudian dilepaskan melalui tabung plastik menuju kotak yang berisi manusia dan anjing tersebut.
Saat suhu dinaikkan dari 23,3 derajat celcius ke 37,8 derajat celcius, kutu anjing coklat yang dikenal sebagai kutu garis keturunan tropis, menampakkan mengubah preferensinya dari kotak berisi anjing ke kotak berisi manusia.
"Pekerjaan kami menunjukkan bahwa ketika cuaca menjadi panas, harus lebih waspada terhadap infeksi RMSF pada manusia," ujar pemimpin penelitian di Fakultas Kedokteran Hewan Davis University of California, Laura Backus, seperti dikutip dari The Guardian, Senin (16/11/2020).
Penelitian menemukan kutu anjing coklat memiliki kemungkinan lebih dari dua kali memilih manusia sebagai inang daripada anjing.
Hasil ini memunculkan kekhawatiran atas peningkatan penyakit yang ditularkan melalui kutu.
Sementara itu, kasus penyakit Lyme yang ditularkan oleh kutu berkaki hitam telah berlipat ganda selama dua dekade terakhir, menjadi sekitar 30.000 kasus dalam setahun di Amerika Serikat (AS).
Baca juga: Viral Pewarna Makanan Karmin Berasal dari Kutu Daun, Ini Penjelasan LIPI
Kasus RMSF dan penyakit terkait lainnya dikenal sebagai rickettsiosis demam berbintik. Penyakit-penyakit ini telah meningkat secara signifikan selama dua dekade terakhir.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan