Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Memetik Hikmah di Balik Prahara Corona

Kompas.com - 16/10/2020, 10:42 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini


DI balik prahara ada hikmah. Maka pada prahara Corona yang sangat mengerikan akibat merusak kesehatan bahkan mencabut nyawa manusia sehingga membawa duka bagi sanak-keluarga yang ditinggalkan, sebenarnya Sang Maha Pencipta menghadirkan hikmah yang bisa dipetik oleh manusia untuk dipersembahkan sebagai perihal positif dan konstruktif bagi sesama manusia.

Kesadaran

Misalnya hikmah kesadaran atas kenyataan bahwa Covid-19 tidak pandang bulu dalam mengumbar angkara-murka bahwa pada hakikatnya manusia wajib senantiasa eling lan waspodo serta ojo dumeh agar tidak adigang, adigung, sombong, takabur, lupa daratan, mabuk harta, mabuk kekuasaan meniru kacang lupa kulitnya sehingga mengumbar angkara murka merusak alam dan menyengsarakan sesama manusia.

Kesadaran bahwa hidup sekadar mampir ngombe alias singgah untuk sejenak minum maka sebaiknya manusia jangan sibuk melakukan tanasafud dunya bersaing melakukan keburukan namun lebih baik gigih menunaikan fastabiqul khoirot bersaing melakukan kebaikan terhadap sesama manusia.

Hubungan vertikal manusia dengan Sang Pencipta perlu dilengkapi jalinan hubungan horizontal manusia dengan sesama manusia.

Sosio-ekonomi

Bukan hanya hikmah spiritual yang bisa dipetik di balik pagebluk Corona namun juga hikmah duniawi.

Akibat dipaksa karantina diri di rumah masing-masing maka manusia memperoleh hikmah lebih banyak waktu untuk mengembangkan bakat masing-masing yang semula terpendam semisal bercocok tanam hidroponik, lebih banyak membaca buku, e-book, publikasi ilmiah lewat internet, membentuk WAG dengan sesama paham, berkarya seni musik, seni rupa, seni sastra, menulis, merenungi makna hidup, sampai meningkatkan industri rumah tangga didukung bisnis online.

Secara ekonomis tidak semua bidang usaha dirugikan seperti misalnya industri masker, hand-sanitizer, APB, jamu, herbal, obat farmasi, vaksin, gawai dan segenap aksesorinya, industri telekonferensi, webinar, perdagangan virtual, perbankan virtual, perubahan nilai apa yang disebut sebagai uang, pelayanan kesehatan online dan lain sebagainya.

Memang merupakan keniscayaan kemelut malapetaka bahwa senantiasa ada industri yang dirugikan namun ada pula industri yang diuntungkan.

Bahkan industri masker bukan hanya membawa laba namun juga keuntungan berupa kesadaran bijak bahwa menjaga kesehatan diri sendiri sekaligus juga bermakna menjaga kesehatan sesama manusia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Tren
Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Tren
Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Tren
Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Tren
10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

Tren
Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal 'Grammar'

Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal "Grammar"

Tren
Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Tren
Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Tren
Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Tren
Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Tren
Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Tren
Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Tren
Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Tren
BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

Tren
Muncul Kabar Dita Karang dan Member SNSD Ditahan di Bali, Ini Penjelasan Imigrasi

Muncul Kabar Dita Karang dan Member SNSD Ditahan di Bali, Ini Penjelasan Imigrasi

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com